Universitas Amerika di Kairo (AUC) adalah universitas pertama di Mesir yang menyambut mahasiswanya kembali ke kampus.
“Kami telah mengambil langkah-langkah pencegahan yang besar untuk memastikan bahwa semua mahasiswa dan karyawan universitas akan aman," ujar Pembantu Rektor AUC Ehab Abdel-Rahman mengenai terobosan menyelenggarakan kuliah tatap muka langsung itu.
Pertama, katanya, mereka meminta semua orang untuk berkomitmen memakai masker, baik di dalam ruang kuliah maupun di luar. Kedua, sekitar 80% mahasiswa, dosen dan karyawan universitas telah divaksinasi, dan persentase yang tinggi ini memungkinkan mereka untuk membuka kembali universitas.
"Kami juga meminta mahasiswa yang belum divaksinasi agar melakukan tes virus setiap minggu, dan jika hasilnya positif, mereka harus melanjutkan studi dari rumah. Jika hasilnya negatif, mereka bisa datang ke kampus universitas," tambahnya.
Semua fasilitas AUC akan beroperasi dengan kapasitas penuh, termasuk asrama mahasiswa, perpustakaan, gedung olahraga, kafetaria, dan klinik.
“Pendidikan daring memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelemahan terbesar dari pendidikan online adalah tidak ada aktivitas mahasiswa dan interaksi dengan profesor di luar ruang kuliah," ujar Ehab Abdel-Rahman.
"Sekarang kami menghidupkan kembali kehidupan mahasiswa. Kehidupan mahasiswa tidak hanya belajar di dalam ruang kuliah, tetapi kehidupan mahasiswa jauh lebih luas dari itu," tambah dia.
Sementara itu, mahasiswa AUC Ali Abul-fadl mengungkapkan perasaannya mengenai pembukaan kembali kampus itu.
“Meskipun saya telah belajar di universitas selama setahun, tetapi hari ini saya merasa seolah-olah ini adalah hari pertama saya di universitas. Ini adalah pertama kalinya saya mengalami kehidupan universitas yang sesungguhnya dengan berbagai kegiatan," tuturnya.
Sekitar 20 juta siswa yang terdaftar di semua sekolah dan universitas di seluruh Mesir terpengaruh oleh pembatasan terkait virus corona.
Nada Mousa, juga mahasiswa AUC, adalah salah seorang di antaranya.
“Saya rindu kuliah. Saya rindu bekerja di laboratorium dengan menggunakan tangan. Terus terang, pendidikan online sangat membosankan dan tidak ada interaksi sama sekali," kata Mousa.
“Perasaan itu jauh lebih baik daripada belajar dari rumah. Ini adalah perasaan semangat dan perasaan lingkungan itu sendiri. Kita bisa berhadapan langsung dengan profesor dan kita bisa berinteraksi satu sama lain sebagai mahasiswa dan mengenal orang-orang baru," tambah mahasiswa AUC lainnya, Nayera El-tabakh.
Pada Maret tahun lalu, pemerintah Mesir menutup semua sekolah dan universitas dan sejak itu pembelajaran diberikan secara virtual.
Namun sebelum studi dimulai tahun ini, pemerintah menginstruksikan agar semua siswa dan staf sekolah dan universitas divaksinasi COVID-19. [lt/ab]