Ribuan pengunjukrasa berkumpul di luar kediaman pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di pusat kota Yerusalem pada Senin (2/9) malam, menuntut pemimpin itu untuk segera menyelesaikan kesepakatan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas agar dapat memulangkan sisa sandera yang masih ditahan.
Banyak demonstran yang mengibarkan bendera Israel berwarna biru dan putih, serta membawa poster enam sandera yang tewas dalam penahanan Hamas pada minggu lalu. Kerumunan massa menyalakan api unggun kecil. Sebagian demonstran sempat bentrok dengan polisi yang berjaga-jaga di sepanjang barikade di depan gedung apartemen.
Para demonstran juga membawa sesuatu yang tampak seperti peti mati yang diselimuti bendera Israel, dan bentrokan pecah ketika polisi berupaya menyita peti mati-peti mati itu. Beberapa demonstran kemudian ditangkap oleh aparat yang bertugas.
Perundingan untuk mencapai perjanjian gencatan senjata guna menangguhkan perang Israel-Hamas telah berlangsung berbulan-bulan.
Beberapa jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Israel menyalahkan Netanyahu karena gagal mencapai perjanjian. Tetapi perdana menteri berusia 74 tahun itu juga mendapat dukungan signifikan karena strateginya untuk “meraih kemenangan total” terhadap Hamas, meskipun ini berarti menomorduakan pembebasan para sandera.
Tiga dari enam sandera yang ditemukan meninggal minggu lalu – termasuk seorang warga Amerika Serikat keturunan Israel – dilaporkan sedianya akan dibebaskan dalam gencatan senjata tahap pertama yang dibahas pada Juli lalu. Hal ini menambah kemarahan dan rasa frustrasi di antara para demonstran. [em/ka]
Forum