Unjuk rasa para pengemudi transportasi umum konvensional Selasa pagi (22/3) memprotes keberadaan transportasi umum berbasis aplikasi di Jakarta berbuntut menjadi aksi kekerasan.
Pantauan VOA di Jakarta, beberapa ruas jalan utama seperti Jalan Gatot Subroto dan perempatan Semanggi – Jakarta Pusat mengalami kemacetan parah karena para supir taksi konvensional memarkir kendaraan mereka dan terlibat baku hantam dengan supir taksi dan ojek berbasis aplikasi.
Sedikitnya dua taksi dirusak massa. Sementara aksi kejar-kejaran terjadi diantara pengemudi taksi dan ojek konvensional dengan pengemudi taksi dan ojek berbasis aplikasi.
Polisi telah menutup ruas-ruas jalan menuju ke Jalan Gatot Subroto dan perempatan Semanggi, tetapi masih belum mengendalikan situasi karena kerusuhan terjadi pada jam sibuk.
Aparat keamanan mengimbau seluruh pengemudi ojek dan taksi berbasis aplikasi supaya tidak beroperasi dulu dan melepas jaket atau seragam yang menjadi ciri khas mereka.
Menurut rencana unjukrasa diikuti oleh sekitar 10 ribu armada transportasi umum di DKI Jakarta, seperti taksi, mikrolet, kopamilet, KWK atau Koperasi Wahana Kalpika dan bajaj. [em]