JENEWA —
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik studi apapun yang dapat menjelaskan lebih lanjut tentang coronavirus. Tapi studi yang menunjukkan kemungkinan hubungan antara infeksi pada unta dan penyebaran penyakit itu ke manusia, menurut WHO, menyisakan sejumlah pertanyaan yang belum terjawab.
Penyakit yang mirip SARS ini pertama kali muncul di Timur Tengah tahun lalu. Penyakit ini disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus, MERS-CoV, karena penyebarannya terjadi di kawasan tersebut.
Tim peneliti internasional mengambil sampel darah dari 50 ekor unta di Oman dan 105 lainnya di Kepulauan Canary. Tim itu juga menguji sejumlah hewan lain dari Belanda, Chile dan Spanyol.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan para ilmuwan itu telah mendeteksi keberadaan virus yang mirip dengan MERS-coronavirus pada unta dari Oman. Mereka juga menemukan antibodi pada semua unta Oman itu, serta antibodi dalam jumlah kecil pada 15 unta dari Kepulauan Canary.
"Itu berarti bahwa unta itu pernah terinfeksi dan telah memproduksi antibodi," ujar Jasarevic. "Sekarang, untuk memastikan bahwa ini adalah Mers-coronavirus yang sama seperti pada manusia, kita perlu menemukan virus itu sendiri, bukan antibodi. Jadi, langkah berikutnya adalah menemukan virus itu dan mengidentifikasinya sebagai virus yang sama. "
Penyakit ini masih diselimuti misteri. Sumber coronavirus tidak diketahui. Tidak ada yang tahu bagaimana seseorang terinfeksi virus ini atau bagaimana penularannya. Penyakit ini mirip dengan SARS, atau Severe Acute Respiratory Syndrome. Coronavirus menyebabkan demam dan radang paru-paru. Obat untuk coronavirus atau vaksin untuk melawan penyakit ini belum ada.
Sebagian besar kematian terjadi di Arab Saudi. Sebagian meninggal di Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab. Beberapa orang jatuh sakit dan meninggal di Perancis, Jerman, Italia, Inggris dan Tunisia. Semuanya pernah berkunjung Timur Tengah atau terinfeksi oleh seseorang yang pernah mengunjungi kawasan itu.
Arab Saudi telah membatasi visa untuk musim haji 2013, karena khawatir akan penularan virus itu pada masa jutaan umat Islam berkumpul.
Juru bicara WHO Jasarevic mengatakan penyelidikan lebih jauh diperlukan karena penelitian tersebut tidak memberikan informasi apapun mengenai bagaimana manusia terinfeksi coronavirus.
"Sebagian besar kasus manusia yang dilaporkan pada dasarnya tertular melalui kontak dengan orang lain, dan mereka yang belum terinfeksi oleh manusia lain, sebagian besar tidak ada kontak dengan unta," kata Jasarevic. "Mungkin juga bahwa ada lebih dari satu spesies hewan yang terinfeksi coronavirus. Jadi, pada dasarnya penelitian ini memberikan kita beberapa petunjuk dan arah tujuan, tapi kita masih belum tahu apa sumber virus itu dan yang paling penting, kita masih belum tahu paparan seperti apa yang membuat manusia terinfeksi. "
WHO belum memberi rekomendasi spesifik tentang bagaimana mencegah infeksi tersebut. Tapi menyarankan orang-orang agar menghindari kontak dengan hewan yang sakit dan mengambil langkah-langkah kebersihan dasar, terutama sering mencuci tangan dan mengganti pakaian dan sepatu bot, setelah memegang hewan atau produk hewan.
WHO mengatakan warga kawasan Timur Tengah sebaiknya jangan mengkonsumsi produk hewan yang mentah atau kurang matang, termasuk susu, serta menghindari buah-buahan atau sayuran yang belum dicuci, dan minuman yang tidak menggunakan air bersih.
Penyakit yang mirip SARS ini pertama kali muncul di Timur Tengah tahun lalu. Penyakit ini disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus, MERS-CoV, karena penyebarannya terjadi di kawasan tersebut.
Tim peneliti internasional mengambil sampel darah dari 50 ekor unta di Oman dan 105 lainnya di Kepulauan Canary. Tim itu juga menguji sejumlah hewan lain dari Belanda, Chile dan Spanyol.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan para ilmuwan itu telah mendeteksi keberadaan virus yang mirip dengan MERS-coronavirus pada unta dari Oman. Mereka juga menemukan antibodi pada semua unta Oman itu, serta antibodi dalam jumlah kecil pada 15 unta dari Kepulauan Canary.
"Itu berarti bahwa unta itu pernah terinfeksi dan telah memproduksi antibodi," ujar Jasarevic. "Sekarang, untuk memastikan bahwa ini adalah Mers-coronavirus yang sama seperti pada manusia, kita perlu menemukan virus itu sendiri, bukan antibodi. Jadi, langkah berikutnya adalah menemukan virus itu dan mengidentifikasinya sebagai virus yang sama. "
Penyakit ini masih diselimuti misteri. Sumber coronavirus tidak diketahui. Tidak ada yang tahu bagaimana seseorang terinfeksi virus ini atau bagaimana penularannya. Penyakit ini mirip dengan SARS, atau Severe Acute Respiratory Syndrome. Coronavirus menyebabkan demam dan radang paru-paru. Obat untuk coronavirus atau vaksin untuk melawan penyakit ini belum ada.
Sebagian besar kematian terjadi di Arab Saudi. Sebagian meninggal di Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab. Beberapa orang jatuh sakit dan meninggal di Perancis, Jerman, Italia, Inggris dan Tunisia. Semuanya pernah berkunjung Timur Tengah atau terinfeksi oleh seseorang yang pernah mengunjungi kawasan itu.
Arab Saudi telah membatasi visa untuk musim haji 2013, karena khawatir akan penularan virus itu pada masa jutaan umat Islam berkumpul.
Juru bicara WHO Jasarevic mengatakan penyelidikan lebih jauh diperlukan karena penelitian tersebut tidak memberikan informasi apapun mengenai bagaimana manusia terinfeksi coronavirus.
"Sebagian besar kasus manusia yang dilaporkan pada dasarnya tertular melalui kontak dengan orang lain, dan mereka yang belum terinfeksi oleh manusia lain, sebagian besar tidak ada kontak dengan unta," kata Jasarevic. "Mungkin juga bahwa ada lebih dari satu spesies hewan yang terinfeksi coronavirus. Jadi, pada dasarnya penelitian ini memberikan kita beberapa petunjuk dan arah tujuan, tapi kita masih belum tahu apa sumber virus itu dan yang paling penting, kita masih belum tahu paparan seperti apa yang membuat manusia terinfeksi. "
WHO belum memberi rekomendasi spesifik tentang bagaimana mencegah infeksi tersebut. Tapi menyarankan orang-orang agar menghindari kontak dengan hewan yang sakit dan mengambil langkah-langkah kebersihan dasar, terutama sering mencuci tangan dan mengganti pakaian dan sepatu bot, setelah memegang hewan atau produk hewan.
WHO mengatakan warga kawasan Timur Tengah sebaiknya jangan mengkonsumsi produk hewan yang mentah atau kurang matang, termasuk susu, serta menghindari buah-buahan atau sayuran yang belum dicuci, dan minuman yang tidak menggunakan air bersih.