Badan PBB Untuk Anak-Anak (UNICEF) mengatakan ledakan teknologi digital dan berkembangnya akses internet memiliki keuntungan dan risiko bagi anak. UNICEF dalam laporan tahunan State of the World’s Children membahas cara-cara melindungi anak dari potensi bahaya dunia digital.
UNICEF melaporkan satu dari tiga pengguna internet di seluruh dunia adalah anak-anak. Meski kehadiran online terus tumbuh dan semakin besar, UNICEF mengatakan sedikit sekali yang diketahui mengenai dampak teknologi digital pada kesejahteraan anak dan minim sekali upaya yang dilakukan untuk melindungi mereka dari bahaya dunia digital.
Direktur Riset dan Kebijakan UNICEF, Laurence Chandy, mengatakan kepada VOA bahwa internet bisa membawa perubahan besar untuk anak-anak.
"Kami percaya, terutama buat anak-anak yang tinggal di wilayah-wilayah dengan sedikit kesempatan atau untuk anak-anak difabel yang tinggal di wilayah-wilayah terpencil...Benar-benar intuitif bahwa internet memiliki potensi yang luar biasa dan sudah membantu anak-anak mengakses kesempaan yang tidak bisa dibayangkan belum lama ini," kata Chandy.
Di sisi lain, dia mengatakan menggunakan internet juga banyak risiko. Beberapa risiko termasuk penyalagunaan informasi pribadi anak-anak, akses ke konten-konten yang merusak dan perisakan di dunia siber. Chandy mengatakan jaringan kejahatan digital membuat anak-anak rentan terhadap beberapa jenis eksploitasi dan perlakuan tak pantas, termasuk perdagangan anak dan kejahatan seksual online terhadap anak-anak.
Dia mengatakan melindungi privasi anak-anak di internet adalah keprihatinan utama.
"Kami menekankan pentingnya untuk menempatkan perlindungan untuk mencegah agar data pribadi anak tidak jatuh ke pihak yang salah dan melindungi identitas mereka," kata Chandy. "Ini adalah masalah yang akan berkembang menjadi semakin penting."
Mesti risikonya besar, Chandy mengkritik para pebisnis dan regulator karena tidak melakukan banyak hal untuk mengurangi bahaya.
Menurut laporan tersebut, jutaan anak masih tidak tersentuh dengan keuntungan-keuntungan yang ditawarkan oleh internet. Laporan itu mencatat sepertiga dari remaja dunia, terutama di negara-negara berkembang, tidak memiliki akses online dan mendesak agak ketidakadilan ini bisa ditanggapi. Laporan UNICEF juga mengatakan, anak-anak di mana saja harus mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital yang makin berkembang. [fw/au]