Pasukan keamanan Meksiko membatalkan upaya menangkap putra raja narkoba, Joaquin “El Chapo” Guzman, setelah kalah dalam baku tembak dengan kaki tangan kartel itu hari Kamis (17/10). Sedikitnya delapan orang tewas dan lebih dari 20 lainnya luka-luka dalam bentrokan tersebut.
Bentrokan senjata itu melumpuhkan ibu kota negara bagian Sinaloa, Culiacan. Mobil-mobil yang terbakar tampak di sejumlah jalan. Ketika baku tembak terjadi, warga berlindung di dalam rumah.
Baku tembak yang mengerikan antara pasukan keamanan dan anggota kartel narkoba tersebut merupakan yang ketiga dalam kurang dari satu minggu ini, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah kebijakan “menghindari penggunaan kekuatan dan fokus pada isu sosial” yang dicanangkan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador berhasil.
Lopez Obrador membela kebijakan itu dengan mengatakan strategi pendahulunya telah “mengubah negara itu menjadi kuburan, dan kami tidak menginginkan hal itu lagi.”
Tetapi Mike Vigil, mantan kepala operasi internasional di US Drug Enforcement Administration – suatu badan penegak hukum di bawah Departemen Kehakiman yang bertugas memberantas perdagangan dan distribusi narkoba di Amerika – menyebut aksi kekerasan itu sebagai “pukulan besar terhadap pemerintah Meksiko” dan “isyarat bahwa kartel narkoba itu jauh lebih kuat.”
Hingga hari Jumat (18/10) jalan-jalan di Culiacan, kota berpenduduk lebih dari 800 ribu jiwa, masih diblokir. Sekolah dan fasilitas umum ditutup, sementara sejumlah kantor pemerintah meminta pegawainya untuk tinggal di rumah. Hanya sejumlah bis yang telah beroperasi. (em/pp)