Tautan-tautan Akses

Ilmuwan AS, China Bekerja Sama Bawa Panda Kembali ke Alam Bebas


Jake Owens dan Qian Qian di pangkalan Panda Chengdu di China. (Warner Bros./ IMAX Photo)
Jake Owens dan Qian Qian di pangkalan Panda Chengdu di China. (Warner Bros./ IMAX Photo)

Panda di alam bebas hanya ada kurang dari 2.000. Namun, sebuah dokumenter menggambarkan bagaimana para ilmuwan berupaya memperkenalkan panda-panda yang biasa hidup di kandang ke alam bebas.

Panda raksasa adalah ikon di China. Tapi panda yang ada di alam bebas hanya ada kurang dari 2.000, dan sebagian besar tinggal di pegunungan China di provinsi Sichuan, Shaanxi dan Gansu.

Para ilmuwan di Pangkalan Panda Chengdu di provinsi Sichuan selama bertahun-tahun telah berupaya untuk meningkatkan populasi panda yang hidup di kandang atau alam buatan. Kini sebuah film dokumenter berjudul Pandas, bercerita tentang sebuah program untuk memperkenalkan alam bebas kepada beberapa panda tersebut.

Beruang hitam sebagai inspirasi

Ahli biologi satwa liar Huo Rong dari Chengdu bekerja sama dengan ahli alam dan penulis Ben Kilham, yang spesialisasinya adalah melepaskan beruang-beruang hitam yang sudah tidak punya orangtua ke alam bebas.

“Huo Rong sudah beberapa kali berkunjung ke tempat ini dan bertemu dengan beruang-beruang hitam," kata Kilham. "Kunjungan pertamanya ke tempat ini lah yang membuatnya menyadari kalau panda-panda juga bisa dikembalikan ke alam bebas."

Film itu menunjukkan bagaimana Huo Rong, Kilham dan ahli biologi satwa liar berkebangsaan Amerika Jake Owens bekerja untuk memilih dan menyiapkan seekor panda betina yang bernama Qian Qian.

Film ini ditulis dan disutradarai juga oleh Drew Fellman, yang bekerja dengan Global Cause Foundation, LSM berbasis di AS, bekerja sama dengan pangkalan penelitian panda di Chengdu untuk menyelamatkan hewan-hewan yang terancam punah.

Fellman tahu tentang upaya Kilham mengembalikan beruang hitam ke alam bebas dan ingin mendokumentasinya upayanya yang sama dengan panda. Ia mengatakan pada VOA tantangan pertamanya adalah membangun rasa percaya yang dibutuhkan di antara orang-orang yang terlibat agar film ini bisa dibuat.

“Kita harus mendapatkan kepercayaan mereka dan begitu juga sebaliknya," kata Fellman. "Kami ingin memastikan mereka benar-benar memberikan akses yang dibutuhkan pada kami untuk membuat film ini dan mereka juga ingin memastikan cerita mereka diceritakan dengan sebenar-benarnya."

Selama dua tahun, ahli biologi satwa liar Owens bekerja dengan Qian Qian di hutan bambu di Chengdu. Akhirnya Qian Qian meninggalkan tempat tinggalnya untuk pertama kalinya. Owens mengatakan pada VOA bahwa tujuan utama membangun tim dan bekerja dengan ilmuwan China adalah: membantu meningkatkan jumlah panda liar.

“Itu tujuan utama proyek ini, yaitu melepaskan panda yang dilahirkan dari ibu yang lahir di kandang, dan dirawat oleh manusia, ke alam liar," kata Owens.

Format IMAX

Pandas dibuat dalam versi IMAX 3-D, yang memungkinkan penonton merasakan langsung aksi-aksi di film ini, kata Fellman.

"Kami ingin membawa penonton ke alam bebas supaya mereka bisa punya pengalaman yang sama dengan apa yang dialami oleh para ilmuwan yang menangani panda-panda ini. Penonton tidak hanya melihat panda, tapi juga bisa merasakan tengah berada bersama panda-panda," ujarnya.

Owens mengatakan proyek ini masih terus berlangsung dan ia berharap filmnya menginspirasi agar lebih banyak orang bekerja untuk menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah.

"Saya pikir ini menunjukkan kemungkinan-kemungkinan yang ada," ujarnya. "Bagi anak kecil untuk penasaran dan senang ketika menonton film ini, semoga orang-orang yang menonton berpikiran, "oh ini menarik sekali dan saya juga ingin terlibat dan menyelamatkan spesies-spesies lain," tambahnya.

Film ini akan ditayangkan di bioskop-bioskop IMAX di AS pada 6 April. [dw]

XS
SM
MD
LG