Perayaan tahun baru di Kota Bandung menyisakan berton-ton sampah yang terkonsentrasi di lima titik, salah satunya Alun-Alun Bandung. Sejak Selasa (1/1/2019) dini hari, di lokasi ini sampah kemasan makanan dan botol minuman berserakan di berbagai penjuru. Tempat inilah yang dipilih CTC wilayah Bandung untuk aksinya di awal tahun.
“Pasca perayaan tahun baru pasti akan sangat banyak (sampah) dan (aksi) ini akan meringankan tugas PD Kebersihan. Dan mengajak warga Kota Bandung untuk lebih memperhatikan kebersihan kota Bandung dan membuang sampah pada tempatnya,” ujar Koordinator CTC wilayah Bandung, Safaat Juhari.
PD Kebersihan Kota Bandung memperkirakan produksi sampah pada malam pergantian tahun mencapai 28 ton, nyaris 4 kali lipat produksi harian yang sekira 8 ton. Sisa makanan, puntung rokok, plastik, dan sebagian bekas petasan adalah jenis sampah yang banyak ditemui.
Sampah-sampah ini terkonsentrasi di pusat-pusat keramaian Bandung seperti alun-alun, Jl. Otista, Ujungberung, Cihampelas, dan Dago-Gasibu. Di tempat-tempat ini, pemerintah setempat menambah petugas dari yang biasa 10 orang menjadi 2 atau 3 kali lipat.
Secara keseluruhan, PD Kebersihan Kota Bandung menerjunkan tambahan 500-an personel kebersihan serta 150 troli sampah. Namun berbagai upaya itu tidak seluruhnya mencegah masyarakat membuang sampah sembarangan.
Di tengah situasi itulah aksi CTC membantu menjaga kebersihan kota. Relawan dari berbagai komunitas, dengan baju biru muda, melakukan pembersihan di sekitar kawasan alun-alun Bandung. Berkarung-karung sampah berhasil dikumpulkan dalam aksi yang berlangsung 3 jam itu. Salah satu relawan, Renna Aisyah Nuroctaviani, mengatakan sudah bersiap-siap sejak pukul 3 dini hari.
“Udah bangun dari jam 3 subuh, Udah prepare siap-siap. Tahajud dulu, dilanjut dengan sholat subuh, udah gitu mulai jalan kaki dari masjid .. Dari alun-alun itu kita udah mulai start bersih-bersih dari jam 5 sampai setengah 8 semuanya sudah beres.” jelasnya yang baru pertama kali ikut Clean the City.
Gerakan Clean the City (CTC) digagas Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) sejak 2015 dan berlanjut sampai sekarang. Komunitas ini menggelar aksi di malam pergantian tahun atau usai perhelatan akbar seperti Asian Games 2018 Agustus lalu. Setiap aksinya, komunitas ini mengundang kelompok lintas-iman dan masyarakat umum untuk turut serta.
Menurut Renna, kegiatan ini membuat gerakan keberagaman berkontribusi lebih nyata bagi masyarakat.
“Alhamdulillah sekarang ada konteks yang baru nih kita bisa bersih-bersih bareng. Jadi kalau saya pribadi menganggap bersih-bersih ini sebagai salah satu bentuk ibadah. Karena merasa bermanfaat bagi orang2 itu adalah suatu ibadah juga. Saya merasa bersyukur bisa ‘beribadah’ bareng lintas agama yang lain,” jelasnya yang merupakan jemaah Ahmadiyah.
CTC Wilayah Bandung mencatat, antusiasme masyarakat ikut kerja bakti ini terus meningkat. Tahun ini, relawan mencapai 500-an orang, naik dari tahun lalu yang sekitar 300. Mayoritas relawan berasal dari JAI.
Para relawan gerakan ini merasa senang dapat menjaga kebersihan. Namun ke depan, edukasi bagi masyarakat diperlukan untuk dapat membuang sampah pada tempatnya, khususnya saat perayaan tahun baru.
“Ayo kita jaga kebersihan kota Bandung, buanglah sampah pada tempatnya, dan perlunya edukasi untuk masyarakat pada umumnya yakni kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan terutama sampah-sampah pasca peryaaan tahun baru,” pungkasnya.
Selain di kota Bandung, aksi bersih-bersih ini berlangsung di puluhan kota lain seperti Medan, Cirebon, Yogyakarta, dan Bekasi. (rt/em)