Duta Besar Amerika untuk PBB, Kelly Craft, Senin (26/20), memuji terobosan yang dimediasi oleh Amerika baru-baru ini dalam menormalisasi hubungan antara Israel dan tiga negara Arab.
Craft juga mendesak para koleganya di Dewan Keamanan PBB agar melepaskan “pendekatan lama mereka" terhadap perdamaian Timur Tengah dan mempertimbangkan kembali proposal Presiden Donald Trump.
“Pembicaraan di kawasan itu sedang berubah,” kata Craft. “Seperti yang dikatakan presiden, babak baru sedang dimulai.”
Dia menunjuk pada penandatanganan Abraham Accords atau Perjanjian Abraham pada 15 September di Gedung Putih, yang menormalisasi hubungan antara Israel dan dua negara Teluk Arab - Uni Emirat Arab dan Bahrain. Perjanjian itu adalah yang pertama antara Israel dan negara Arab dalam 25 tahun.
Pada Jumat (23/10), Trump mengumumkan bahwa Amerika akan mencabut Sudan dari daftar negara sponsor terorisme setelah pemerintah transisi negara itu setuju untuk memberikan kompensasi finansial kepada para korban teror Amerika dan keluarga mereka serta untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Dubes Craft mengatakan perkembangan itu menunjukkan bahwa pendekatan yang berbeda diperlukan untuk menciptakan perdamaian regional.
Palestina telah menolak proposal tersebut secara langsung, tetapi membuka pintu untuk negosiasi dengan Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga menolak kesepakatan damai baru-baru ini antara Israel dan negara-negara Teluk Arab dan mendesak pihak lain untuk tidak mengikuti “dengan mengorbankan hak-hak warga Palestina.”
Utusan baru Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan kepada dewan dalam penampilan pertamanya pada pertemuan bulanan mengenai Timur Tengah bahwa meskipun topik pembicaraan mereka tidak berubah selama beberapa dekade, kawasan itu telah berubah. Dia mengkritik para pemimpin Palestina atas reaksi mereka terhadap kesepakatan-kesepakatan damai itu. [lt/pp]