Diplomat Brunei yang ditunjuk oleh ASEAN sebagai utusan khusus untuk Myanmar mengatakan, Sabtu (7/8), ia harus diberi akses penuh ke semua pihak ketika mengunjungi Myanmar.
Erywan Yusof ditugaskan untuk mengawasi bantuan kemanusiaan dan mengakhiri kekerasan di Myanmar. Ia juga ditugaskan untuk membuka dialog antara penguasa militer dan para penentangnya.
"Rencana kunjungan ke Myanmar sedang dalam proses, dan yang perlu kami lakukan adalah memastikan kami siap ketika kami pergi ke sana, tidak seperti kunjungan yang saya lakukan pada Juni," Erywan, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei, mengatakan kepada wartawan di Bandar Seri Begawan, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Kelompok masyarakat sipil Myanmar menolak pengangkatan Erywan, mengatakan ASEAN seharusnya melakukan konsultasi dengan lawan junta dan pihak lain.
PBB dan banyak negara telah mendesak ASEAN, yang 10 anggotanya termasuk Myanmar, untuk mempelopori upaya diplomatik untuk memulihkan stabilitas. [ah]