Tautan-tautan Akses

Penyidik Khusus Mungkin akan Perintahkan Trump Beri Kesaksian


Penyelidik Khusus Robert Mueller (saat itu masih menjabat sebagai Direktur FBI, 13 Juni 2013). (Foto: dok).
Penyelidik Khusus Robert Mueller (saat itu masih menjabat sebagai Direktur FBI, 13 Juni 2013). (Foto: dok).

Penyelidik khusus yang memimpin penyelidikan Rusia mengemukakan kemungkinan menerbitkan sebuah sub-poena (surat perintah) dari dewan juri untuk Presiden Trump, demikian kata mantan pengacaranya. Ini memberi konfirmasi bahwa penyelidik mengupayakan presiden untuk memberi kesaksian dibawah sumpah.

Pengacara John Dowd mengatakan kepada Associated Press, Selasa (1/5), bahwa tim penyelidik khusus Robert Mueller mulai membicarakan hal itu saat mengadakan pertemuan dengan tim hukum Trump ketika mereka sedang merundingkan syarat-syarat bagi sebuah wawancara dengan presiden.

Tidak jelas dalam konteks apa kemungkinan penerbitan surat perintah itu muncul atau seberapa seriusnya penuntut-penuntut dari tim Mueller mempertimbangkan langkah itu.

Mueller sedang menyelidiki tidak hanya campur tangan Rusia ke dalam pemilihan, dan kemungkinan adanya koordinasi dengan pembantu-pembantu Trump, tetapi juga kemungkinan penghambatan pelaksanaan hukum oleh Presiden Trump.

Trump mengecam penyelidikan ini, Rabu (2/5), dan mengirim cuitan di Twitter yang bunyinya: “Tidak ada kolusi, itu hoaks, dan tidak ada penghambatan hukum, itu direkayasa dan merupakan perangkap.”

Seandainya tim Mueller memutuskan untuk memerintahkan Trump menghadap sebagai bagian dari penyelidikan itu, dia masih bisa menolaknya di peradilan atau menolak menjawab pertanyaan berdasarkan perlindungan Amandemen ke 5, konstitusi Amerika.

Pada Selasa (1/5), Trump mengatakan, ini merupakan hal memalukan bahwa daftar usulan pertanyaan yang disusun ketika tim Mueller berunding dengan tim hukum Trump dibocorkan ke media.

Hampir 50 pertanyaan disusun oleh pengacara Trump selama perundingan berlangsung dengan penyelidik ketika mereka membicarakan kemungkinan wawancara dengan presiden.

Washington Post pertama melaporkan bahwa tim Mueller memunculkan gagasan surat perintah menghadap untuk Trump. New York Times menerbitkan daftar pertanyaan itu.

Menurut daftar pertanyaan itu, pertanyaannya berkisar mulai dari motivasi Trump untuk memecat direktur FBI James Comey tahun lalu, sampai kontak-kontak yang dilakukan kampanye Trump dengan pihak Rusia. Tim Mueller telah memberitahu pengacara-pengacara Trump bahwa Trump bukan sasaran penyelidikan.

Pertanyaan itu tampaknya mengarah pada upaya Mueller untuk menyelidiki kemungkinan adanya kolusi. Dalam satu pertanyaan, Mueller menanyakan apakah Trump tahu tentang staf kampanyenya, termasuk mantan pemimpin organisasi kampanyenya, Paul Manafort, yang berupaya menghubungi Moskow.

Mueller sudah mengajukan beberapa tuduhan terhadap Manafort, termasuk pencucian uang dan praktik perbankan yang curang. [sp/jm]

XS
SM
MD
LG