Perdagangan internasional memberi insentif kepada negara-negara dalam mengikis perlindungan lingkungan demi menarik investasi, dan perlu aturan perdagangan global untuk mengatasi "persaingan pada tren yang merugikan ini," kata Kepala Perwakilan Dagang AS Katherine Tai, Kamis (15/4).
"Anggapan bahwa masalah lingkungan bukan bagian penting dari perdagangan, mengabaikan kenyataan bahwa aturan insentif global yang ada sekarang memberi tekanan pada terkikisnya perlindungan lingkungan," kata Tai.
"Ini membuat negara-negara dengan standar lingkungan yang lebih tinggi dirugikan dalam persaingan," kata Tai dalam pidatonya di lembaga kajian progresif, Center for American Progress di Washington.
Tai mengatakan Amerika berkomitmen untuk memperkuat aturan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) guna memerangi masalah seperti pembalakan liar dan penangkapan ikan berlebihan.
Namun, ia mengatakan aturan tersebut tidak akan efektif jika tidak ditegakkan.
"Di masa mendatang, perdagangan berperan penting dalam mencegah persaingan yang merugikan dan memberi insentif agar semua pihak berlomba-lomba memberi hasil yang baik," kata Tai.
"Tetapi kita harus ingat bahwa kita baru akan mengatasi skala global masalah ini, dengan aturan global."
Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan rencana infrastruktur dan lapangan kerja, besar-besaran yang akan berfokus pada penciptaan lapangan kerja melalui perluasan energi terbarukan dan proyek lingkungan lainnya untuk menata ulang dan membangun kembali ekonomi baru.
Tetapi kebijakan domestik saja tidak cukup, dan standar lingkungan harus menjadi faktor di seluruh rantai pasokan internasional, untuk memastikan akses yang bisa diandalkan ke teknologi utama, yang "akan penting untuk transisi kita ke titik nol pada tahun 2050."
Tai mengatakan "kita harus melestarikan sumber daya yang kita miliki dan bekerja sama dengan mitra dagang kita untuk melakukan hal yang sama - untuk mengurangi dan beradaptasi dengan tekanan iklim. [my/jm]
