Vaksinasi penguat buatan Johnson & Johnson untuk melawan COVID-19 dosis tunggal, hampir disetujui akhir pekan lalu. Setelah suara bulat dari panel penasihat FDA atau Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS, kini vaksin penguat itu menunggu persetujuan FDA.
Penasihat menyatakan kekhawatiran yang berkembang bahwa vaksin yang sering disebut J&J itu, tampaknya kurang memberi perlindungan seiring berjalannya waktu dibandingkan vaksin Pfizer dan Moderna.
Penasihat Presiden AS Joe Biden, Dr. Anthony Fauci mengatakan dalam acara ABC “This Week”, negara akan mengikuti data yang datang dari Israel, setidaknya satu bulan lebih cepat dari AS dalam hal penelitian vaksin.
“Dengan data yang mereka lihat tentang berkurangnya kekebalan serta keuntungan mendapat vaksinasi penguat bagi orang dalam kelompok usia yang berbeda. Jadi data yang mulai kami lihat dari Israel menunjukkan, bahkan dalam kelompok usia yang lebih muda misalnya, dari 40 sampai 60 tahun, ada manfaat nyata kalau diberi vaksinasi penguat," kata Fauci.
Fauci menambahkan, Amerika akan mengubah rekomendasi vaksin. Di beberapa bagian negara itu, di tengah meningkatnya mandat oleh majikan lembaga pemerintah dan swasta, muncul protes terhadap keharusan divaksinasi, seperti di pabrik pesawat Boeing di negara bagian Washington.
Gubernur Texas dari Partai Republik, Greg Abbott, baru-baru ini mengeluarkan perintah eksekutif yang melarang mandat, menentang seruan Presiden Joe Biden untuk semua perusahaan dengan setidaknya 100 karyawan agar divaksinasi atau menjalani pengujian rutin.
Gubernur Arkansas dari Partai Republik Asa Hutchinson mengatakan, dia tidak mendukung pelarangan mandat oleh para pengusaha, meskipun dia menentang mandat yang diberlakukan oleh pemerintah federal.
“Negara-negara bagian terkadang berkata, ‘Pengusaha seharusnya tidak mempunyai kemampuan untuk memaksakan persyaratan vaksin kepada pegawai mereka.’ Bagi saya, itu arahnya salah juga. Itu tidak praktis dalam menimbulkan perdebatan, tetapi juga tidak berprinsip," katanya.
Sementara itu, saran panel FDA pada Jumat (15/10) akan berlaku untuk semua penerima vaksinasi dari J&J berusia 18 tahun ke atas, setidaknya dua bulan setelah vaksinasi awal mereka.
Langkah itu mengikuti rencana Gedung Putih, yang diumumkan Agustus, bagi pelaksanaan kampanye pemberian vaksin penguat yang meluas. [ps/jm]