Sejak tahun lalu, Paus Fransiskus secara bertahap dan berhati-hati meningkatkan kecamannya atas penderitaan yang dialami rakyat Venezuela di bawah pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Minggu ini, Vatikan mengumumkan rencana agresif untuk membantu sejumlah besar warga Venezuela yang melarikan diri dari kondisi yang memburuk di negara Amerika Selatan itu.
Wartawan VOA Sabina Castelfranco melaporkan dari Roma, proyek “Jembatan Solidaritas” yang dilancarkan Paus Fransiskus dalam kemitraan dengan para uskup Amerika Selatan.
Krisis yang sedang berlangsung di Venezuela telah menyebabkan arus emigrasi yang luar biasa. Ribuan warga Venezuela melarikan diri dari ketidakstabilan, meningkatnya kejahatan, kelangkaan, dan hiperinflasi di bawah pemerintahan Nicolas Maduro. Mereka mencari perlindungan umumnya di negara-negara tetangga di Amerika Selatan.
Untuk membantu para imigran ini, konferensi waligereja dari delapan negara, Ekuador, Kolombia, Brazil, Peru, Paraguay, Chile, Bolivia, dan Argentina bekerja sama dengan Kantor Vatikan untuk Mendorong Pembangunan Kemanusiaan Terpadu.
Proyek 'Jembatan Kemanusiaan', yang diumumkan hari Senin (7/5), direncanakan akan berlangsung selama 24 bulan dan sejalan dengan rencana empat langkah Paus Fransiskus guna membantu para migran dan pengungsi untuk menyambut, melindungi, membantu dan mengintegrasikan warga Venezuela yang mengungsi.
Layanan yang ditawarkan melalui proyek ini termasuk pendirian pusat dan tempat penampungan bagi migran; bantuan mencari perumahan dan pekerjaan; memfasilitasi akses terhadap pendidikan dan perawatan kesehatan; advokasi dan bantuan hukum; pelatihan profesional bagi pekerja gereja dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat akan kebutuhan para migran dan risiko yang mereka hadapi.
Selama beberapa bulan terakhir, Paus Fransiskus telah menyatakan keprihatinannya yang semakin mendalam terhadap meningkatnya masalah yang dihadapi warga Venezuela.
Ketika berkhotbah kepada para peziarah yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus awal tahun ini mengatakan, “Saya mendoakan bangsa tercinta ini, dan menyatakan kedekatan saya dengan keluarga yang kehilangan anak-anak mereka dalam kerusuhan.”
Paus Fransiskus sebelumnya menyerukan agar kekerasan diakhiri.
Kantor Vatikan bagi para migran dan pengungsi akan menyediakan hampir setengah juta dolar setahun, termasuk sumbangan pribadi serta dana dari keuskupan setempat. Bantuan tersebut akan dibagi diantara delapan negara yang terlibat dalam proyek ini.
Venezuela, dengan sumber daya minyaknya yang sangat besar, merupakan ekonomi terkaya di Amerika Latin.
Sekarang banyak warganya meninggalkan negara itu.
IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi) mengatakan antara 2015 dan 2017 jumlah imigran Venezuela di Amerika Latin meningkat menjadi lebih dari 900 persen, dari 89.000 menjadi 900.000 orang. [my/ii]