Vatikan menyatakan pertemuan Paus Fransiskus di Amerika dengan Kim Davis, panitera pengadilan di Rowan County, Kentucky, yang menolak mengeluarkan surat pernikahan bagi pasangan sesama jenis, seharusnya tidak dianggap sebagai suatu bentuk pernyataan mendukung sikap Davis.
Tahta Suci mengeluarkan pernyataan itu hari Jumat, dan menyatakan Sri Paus bertemu dengan “puluhan orang” dalam kunjungannya ke Kedutaan Besar Vatikan di Washington DC pekan lalu. Disebutkan pula bahwa pertemuan semacam itu terjadi karena “keramahan Sri Paus dan ketersediaan waktunya.”
“Sri Paus tidak membahas hingga rinci situasi Ibu Davis dan pertemuan dengannya seharusnya tidak dianggap sebagai suatu bentuk dukungan terhadap sikapnya dalam seluruh aspek khusus yang rumit ini,” sebut Vatikan.
Disebutkan pula bahwa satu-satunya audiensi yang betul-betul dilakukan Sri Paus selama ia berada di kedutaan Vatikan adalah dengan salah seorang mantan muridnya.
Vatikan hari Rabu mengukuhkan bahwa Paus Fransiskus bertemu dengan Kim Davis pekan lalu.
Davis, seorang pejabat publik, mengatakan kepada televisi ABC News bahwa Paus Fransiskus menghadiahkan dua rosario untuk ia dan suaminya, berterima kasih atas keberaniannya dan mendesaknya agar ia “tetap kuat.”
Davis dipenjarakan selama enam hari pada bulan September karena membangkang perintah pengadilan federal agar mengeluarkan surat nikah. Dengan menyebut alasan keyakinan Kristianinya, Davis menolak mengeluarkan surat nikah bagi pasangan sesama maupun berlainan jenis, meskipun Mahkamah Agung Amerika pada Juni lalu mengeluarkan putusan yang melegalisasi pernikahan sesama jenis di seluruh Amerika Serikat.
Davis berada di ibukota, Washington DC, untuk menerima penghargaan dari Family Research Council, sebuah kelompok konservatif terkemuka, karena menolak perintah hakim federal.
Hari Senin, dalam perjalanan pulang ke Roma setelah kunjungannya ke Amerika, Paus Fransiskus ditanya mengenai kasus Davis. Sri Paus menanggapi bahwa menyampaikan pernyataan berkeberatan merupakan hak setiap orang. [uh]