Setelah bertahun-tahun mengalami penurunan ekonomi yang stabil, Venezuela berada dalam krisis paling dalam dari sejarahnya akhir-akhir ini. Hampir setiap hari jalan-jalan di Caracas diliputi dengan gas air mata, pemerintah-pemerintah daerah sekitarnya mengeluarkan hukuman yang semakin ketat dan Presiden Nicolas Maduro baru saja meminta penulisan ulang konstitusi negara itu.
Bagaimana sebuah negara yang pernah dilihat sebagai model gerakan sayap kiri sampai begini, dan apa yang akan terjadi selanjutnya?
Rakyat Venezuela turun ke jalan hampir setiap hari selama sebulan untuk memprotes pemerintahan Maduro dan menuntut pemilu segera. Protes-protes itu dimulai dengan keputusan Mahkamah Agung yang mencabut kekuasaan Kongres yang dikuasai oposisi.
Keputusan itu dengan cepat digulirkan kembali, namun orang-orang tetap tinggal di jalanan untuk melampiaskan kemarahan mereka atas kejahatan kekerasan, kekurangan persediaan pangan dan ekonomi yang berantakan. Kerusuhan itu menyebabkan setidaknya 29 orang tewas dalam satu bulan terakhir.
Pada hari Senin (1/5), Maduro mengatakan bahwa dia akan mengadakan sebuah majelis untuk menulis ulang konstitusi dan “memulihkan perdamaian.'' Selama bertahun-tahun, kaum elit menguasai politik Venezuela dan masyarakat miskin mempunyai sedikit suara.
Almarhum Presiden Hugo Chavez memenangkan pemilutahun 1998 sebagai orang di luar politik yang menjanjikan untuk membuat marah tatanan lama dan menyalurkan sebagian kekayaan minyak negara tersebut kepada orang miskin.
Tingkat kemiskinan turun tajam selama masa pemerintahannya, dan banyak orang terus melihatnya sebagai sosok Robin Hood tercinta yang memberi mereka rumah, perawatan kesehatan gratis, pendidikan yang lebih baik dan jabatan di meja pemerintahan. [ps/al]
