Venezuela dan Guyana, pada Kamis (14/12), sepakat untuk tidak meningkatkan perselisihan yang sedang berlangsung mengenai wilayah Essequibo. Kesepakatan itu dicapai setelah para pemimpin Venezuela dan Guyana bertemu di Kingstown untuk membahasnya.
Meskipun sepakat untuk "tidak mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap satu sama lain dalam keadaan apa pun," kedua negara menegaskan sikap mereka yang berbeda akan pengakuan yurisdiksi Mahkamah Internasional dalam masalah tersebut.
Venezuela tidak mengakui ICC sementara Guyana menggunakan ICC untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.
Mengingat kemungkinan terjadi “insiden di lapangan”, Guyana dan Venezuela sepakat untuk berkomunikasi dengan blok Karibia dan Amerika Latin serta presiden Brasil. Pertemuan disepakati akan diadakan di Brazil dalam tiga bulan mendatang.
Venezuela menegaskan Essequibo adalah bagian dari wilayahnya selama masa kolonial Spanyol. Menurutnya, Perjanjian Jenewa pada 1966 antara Venezuela, Inggris, dan Guyana Inggris, yang kini menjadi Guyana, membatalkan perbatasan yang dibuat pada 1899 oleh arbiter internasional.
Perselisihan yang telah berlangsung selama 100 tahun itu baru-baru ini muncul lagi dengan ditemukannya minyak dalam jumlah besar di Guyana.
Perselisihan meningkat ketika Venezuela melaporkan bahwa warganya telah memberikan suara dalam referendum pada 3 Desember lalu untuk mengklaim dua pertiga wilayah negara tetangga mereka yang lebih kecil. [ka/rs]
Forum