Tautan-tautan Akses

Veteran Perang Australia Peraih Banyak Penghargaan Dinyatakan Bersalah Bunuh Tahanan di Afghanistan


Ratu Inggris Elizabeth II menyapa Ben Robert-Smith, dari Australia, yang baru-baru ini dianugerahi Victoria Cross pada 2011. Hakim menyatakan ia secara tidak sah membunuh tahanan di Afghanistan.(Foto: AP)
Ratu Inggris Elizabeth II menyapa Ben Robert-Smith, dari Australia, yang baru-baru ini dianugerahi Victoria Cross pada 2011. Hakim menyatakan ia secara tidak sah membunuh tahanan di Afghanistan.(Foto: AP)

Seorang hakim, Kamis (1/6), memutuskan menolak klaim seorang veteran perang Australia yang pernah meraih banyak penghargaan bahwa ia difitnah oleh media.

Hakim itu bahkan menyatakan, penerima penghargaan bergengsi Victoria Cross itu, Ben Roberts-Smith, secara tidak sah membunuh tahanan di Afghanistan.

Hakim Pengadilan Federal Anthony Besanko memutuskan bahwa artikel-artikel yang diterbitkan pada tahun 2018 secara substansial benar tentang sejumlah kejahatan perang yang dilakukan oleh Roberts-Smith, mantan kopral Resimen Layanan Udara Khusus yang sekarang menjadi eksekutif perusahaan media.

Gubernur Jenderal Australia Quentin Bryce berbicara dengan Kopral Ben Roberts-Smith setelah memberinya penghargaan Victoria Cross. (Foto: AFP)
Gubernur Jenderal Australia Quentin Bryce berbicara dengan Kopral Ben Roberts-Smith setelah memberinya penghargaan Victoria Cross. (Foto: AFP)

Besanko menemukan Roberts-Smith, yang juga dianugerahi Medal of Gallantry untuk pengabdiannya selama tugas di Afghanistan, "melanggar aturan moral dan hukum keterlibatan militer" dan mempermalukan Australia melalui perilakunya.

Tuduhan yang terbukti termasuk bahwa Roberts-Smith, putra seorang hakim, membunuh seorang tahanan yang menggunakan kaki palsu dengan menembakkan senapan mesin ke punggung pria itu pada tahun 2009. Ia kemudian menyimpan prostetik pria itu sebagai wadah minum bir yang baru.

Tuduhan juga termasuk Roberts-Smith telah menendang seorang petani yang tidak bersenjata dan diborgol dari tebing ke dasar sungai di mana ia kemudian memerintahkan seorang tentara di bawah komandonya untuk menembak mati petani itu pada tahun 2012.

Pada kesempatan lain, Roberts-Smith menekan seorang prajurit "yang baru dikerahkan di medan pertempuran" untuk membunuh seorang warga Afghanistan yang tergolong lansia, demikian temuan pengadilan.

Tuduhan bahwa Roberts-Smith, yang tingginya 2,02 meter, menindas tentara dan menyerang warga sipil Afghanistan juga terbukti benar.

Hakim mendapati, dua dari enam pembunuhan tidak sah lain yang dituduhkan terhadap Roberts-Smith tidak terbukti.

Laporan kekerasan dalam rumah tangga yang diduga dilakukan oleh Roberts-Smith juga ditemukan tidak terbukti. Tetapi hakim menemukan tuduhan yang tidak terbukti itu tidak akan merusak reputasi veteran itu lebih jauh.

Seandainya tuduhan-tuduhan kejahatan perang seperti itu diajukan di pengadilan pidana, tuduhan itu harus dibuktikan dengan standar yang lebih tinggi tanpa keraguan.

Roberts-Smith sebelumnya mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap The Sydney Morning Herald, The Age dan The Canberra Times atas artikel-artikel mereka.

Arthur Moses, pengacara mantan anggota resimen elit Layanan Udara Khusus Australia Ben Roberts-Smith, meninggalkan Pengadilan Federal di Sydney pada 1 Juni 2023. (Foto: AFP)
Arthur Moses, pengacara mantan anggota resimen elit Layanan Udara Khusus Australia Ben Roberts-Smith, meninggalkan Pengadilan Federal di Sydney pada 1 Juni 2023. (Foto: AFP)

Pengacaranya Arthur Moses meminta waktu 42 hari untuk mempertimbangkan pengajuan banding ke Pengadilan Federal.

Biaya hukum Roberts-Smith ditanggung oleh miliarder Kerry Stokes, ketua eksekutif Seven West Media, tempat Roberts-Smith kini bekerja.

Roberts-Smith adalah salah satu dari beberapa personel militer Australia yang sedang diselidiki oleh Polisi Federal Australia atas dugaan kejahatan perang di Afghanistan. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG