Tautan-tautan Akses

Veteran Perang Ukraina yang Diamputasi Atasi Trauma dengan Olahraga


Para veteran perang Ukraina yang diamputasi, berlatih panahan sebagai persiapan untuk acara Paralimpik di Nevada, AS bulan Maret 2024 mendatang (foto: ilustrasi).
Para veteran perang Ukraina yang diamputasi, berlatih panahan sebagai persiapan untuk acara Paralimpik di Nevada, AS bulan Maret 2024 mendatang (foto: ilustrasi).

Sebuah tim sepak bola di Lviv, Ukraina, membantu para veteran perang agar tetap aktif bergerak. Tim itu juga menjadi ruang aman bagi para pria untuk membahas trauma perang yang mereka alami.

Sekelompok pria menggiring bola melintasi lapangan rumput hijau di Kota Lviv, Ukraina, ketika Associated Press mengunjungi sesi latihan mereka awal Februari lalu.

Tim sepak bola itu sebagian besarnya terdiri dari para veteran perang yang kehilangan kaki atau lengan selama berperang melawan Rusia.

Mereka bermanuver di lapangan dengan bantuan kruk, di mana kaki mereka yang lain menggocek dan menendang bola.

Kemampuan itu tidak mudah diolah, karena membutuhkan kekuatan fisik yang besar.

Denys Kuznetsov, salah seorang veteran perang yang menjadi anggota tim sepak bola itu, mengatakan, “Semua yang bermain lupa akan masalah mereka, termasuk phantom pain. Phantom pain adalah rasa sakit pada lengan atau tungkai yang sebetulnya sudah tidak Anda miliki. Makanya, berolahraga bukan saja bermanfaat untuk fisik, tapi juga menjadi rehabilitasi spiritual.”

Tim sepak bola itu bernama Pokrova.

Veteran Perang Ukraina dengan Lengan dan Tungkai yang Diamputasi Merehabilitasi Diri dengan Bersepak Bola
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:13 0:00

Mereka terdiri dari enam pemain yang diamputasi kaki dan seorang penjaga gawang yang diamputasi lengan.

Meskipun ada klub lain yang serupa di Ibu Kota Kyiv, tidak mudah untuk menyelenggarakan pertandingan di antara kedua klub.

Pokrova sendiri sudah pernah mengikuti turnamen di Polandia.

Sesi latihan menjadi tempat bagi para veteran untuk berbagi cerita dan membicarakan trauma yang mereka alami.

Kuznetsov, yang berasal dari Mariupol, ikut berperang sejak tahun 2015 dan ikut mempertahankan kota itu selama invasi penuh Rusia pada 2022.

Ia terluka dan menjalani operasi saat berada di Azovstal.

Di sana ia ditangkap pasukan Rusia dan dibebaskan melalui mekanisme pertukaran sandera pada Juni 2022.

Kuznetsov telah ikut bermain sepak bola selama lima bulan dan mengikuti turnamen persahabatan di Polandia.

“Kami ingin menunjukkan bahwa disabilitas bukanlah sebuah hukuman, melainkan langkah berikutnya dalam hidup kami,” tambahnya.

Pelatih Pokrova, Bohdan Melnyk, adalah pelatih profesional yang memiliki spesialisasi untuk melatih atlet disabilitas.

Ia mengunjungi pusat-pusat rehabilitasi untuk memperkenalkan para veteran yang diamputasi pada olahraga tersebut.

Ia berusaha meminimalkan trauma selama pertandingan.

“Tidak boleh ada gerakan mendadak di awal (pertandingan) dan mereka tidak boleh lupa bahwa mereka baru memulai. Ya, mereka pasti antusias. Ya, mereka pasti ingin mencetak gol, ingin menang, tapi kami selalu menahan mereka karena bisa saja mereka melukai diri sendiri. Kami juga mengajari mereka cara jatuh. Ini aspek lainnya dalam latihan. Kami mengajarkan mereka cara menjatuhkan diri.”

Anggota tim yang lain, Maryan Trach, adalah veteran perang yang bertempur di wilayah Donetsk.

Terluka akibat ranjau, ia merangkak sendirian selama tiga jam menuju posisi rekan-rekannya yang lain.

Ia kemudian menjalani tiga prosedur operasi dan rehabilitasi, dan bersyukur dirinya selamat.

Ia kini rutin mengikuti sesi latihan sepak bola.

“Ke mana pun kami pergi, semuanya dan di mana-mana, ada ranjau. Sangat penting untuk selalu waspada. Anda bisa saja berdiri di titik yang salah atau jalan bersama rekan-rekan Anda dan kemudian habis sudah – rumah-rumah hancur akibat ranjau.”

Mykhaylo Chaban, pastor pemimpin Silesian Fathers tingkat provinsi, mengemukakan bahwa perngaruh olah raga itu lebih dari sekadar rehabilitasi.

“Kita mulai dengan olahraga, karena olah raga adalah sebuah bentuk rehabilitasi… sebuah rehabilitasi yang nyata bagi mereka. Olahraga juga bermanfaat untuk penyembuhan kebatinan mereka, yang sedang mereka hadapi dan akan mereka hadapi di kemudian hari. Ini terlihat selama perbincangan dengan topik yang berbeda-beda, ketika kami berkomunikasi dan berbincang tentang beragam topik.” [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG