Tautan-tautan Akses

Video Pembunuhan Tawanan Perang Picu Kemarahan Ukraina


Seorang jaksa kejahatan perang (kanan), polisi dan penduduk setempat menggali kuburan Nadiya Medvidyiva (58 tahun), yang terbunuh pada 18 September 2022 saat invasi Rusia, di pemakaman Pravdyne, dekat Kherson, Ukraina selatan, 29 Desember 2022. (Dimitar DILKOFF/AFP)
Seorang jaksa kejahatan perang (kanan), polisi dan penduduk setempat menggali kuburan Nadiya Medvidyiva (58 tahun), yang terbunuh pada 18 September 2022 saat invasi Rusia, di pemakaman Pravdyne, dekat Kherson, Ukraina selatan, 29 Desember 2022. (Dimitar DILKOFF/AFP)

Pihak berwenang Ukraina meminta penyelidikan kejahatan perang setelah muncul video di media sosial yang tampaknya menunjukkan tentara Rusia membunuh seorang tawanan perang Ukraina. Tetapi bagaimana dugaan kejahatan ini akan diadili?

Pada 6 Maret, di jejaring sosial beredar video berisi rekaman yang tampaknya pasukan Rusia sedang membunuh seorang tawanan perang tak bersenjata yang memakai seragam militer Ukraina setelah dia dengan pelan mengatakan: "Slava Ukraini" atau "Kemuliaan bagi Ukraina." Pihak berwenang Ukraina mendesak Pengadilan Kriminal Internasional atau ICC untuk menyelidikinya.

Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin kemudian mengatakan bahwa Ukraina telah meluncurkan penyelidikan atas pembunuhan tawanan perang yang tidak bersenjata itu.

Militer Ukraina mengatakan laki-laki yang tampaknya dieksekusi dalam video itu adalah penembak jitu Oleksandr Matsievskiy.

Pakar-pakar di Amerika percaya video tersebut bisa menjadi bukti kejahatan perang yang dilakukan pasukan Rusia di Ukraina.

David Scheffer dari Dewan Hubungan Luar Negeri melalui Skype mengatakan, “Jelas ini bukti yang menunjukkan kejahatan perang yang sedang dilakukan dan jelas film ini akan sampai ke penyelidikan yang sedang dilakukan, tidak hanya oleh Pengadilan Kriminal Internasional, tetapi juga oleh pengadilan Ukraina. Mereka akan menyelidiki kejahatan ini, mencari tahu unit militer mana yang berada di daerah itu pada waktu itu, dan siapa komandan mereka.”

Seorang jaksa kejahatan perang (C) dan tim forensik polisi Ukraina memeriksa kuburan Olena Trofimova (51 tahun), yang terbunuh pada 25 Juni 2022 selama invasi Rusia, di pemakaman Davydiv Brid, dekat Kherson, Ukraina selatan, 16 Februari 2023. (Oleksandr GIMANOV/AFP)
Seorang jaksa kejahatan perang (C) dan tim forensik polisi Ukraina memeriksa kuburan Olena Trofimova (51 tahun), yang terbunuh pada 25 Juni 2022 selama invasi Rusia, di pemakaman Davydiv Brid, dekat Kherson, Ukraina selatan, 16 Februari 2023. (Oleksandr GIMANOV/AFP)

Pengacara Inggris, Wayne Jordash, kepala Mobile Justice Teams, sekelompok penyelidik internasional yang mendukung Kantor Kejaksaan Agung Ukraina, mengatakan pengadilan seharusnya memutuskan apakah kejahatan perang yang diduga sedang dilakukan ini bisa diklasifikasi secara hukum sebagai genosida?.

Melalui Skype, Jordash menambahkan, “Ini hampir pasti merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Satu-satunya pertanyaan yang tersisa adalah apakah itu genosida? Akan membutuhkan waktu untuk mempelajarinya.”

Profesor Jennifer Trahan dari Pusat Urusan Global, New York University, percaya bahwa video pembunuhan itu menunjukkan betapa pengadilan internasional diperlukan untuk menyelidiki kejahatan perang Rusia di Ukraina.

Melalui Zoom ia mengatakan, “Jika tidak ada agresi, tidak akan terjadi kejahatan terhadap kemanusiaan atau kejahatan perang. Tidak akan ada kejahatan yang mengerikan seperti dalam video ini, dan tidak akan terjadi pembunuhan dan penganiayaan. Jadi, ini adalah pengingat, mengapa kita membutuhkan pengadilan ini.”
Para pakar mungkin berbeda pendapat soal bagaimana kejahatan perang seharusnya diselidiki dan dituntut. Adanya bukti seperti eksekusi dalam video itu, tidak diragukan, menunjukkan perlunya penyelidikan internasional.[ka/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG