Vietnam mempercepat program vaksinasinya dalam usaha melonggarkan pembatasan-pembatasan terkait lockdown virus corona di kota-kota besar mulai akhir September.
Di ibu kota, Hanoi, yang telah memberlakukan lockdown sejak Juli, para petugas kesehatan secara bergilir bekerja siang dan malam selama akhir pekan untuk memberikan suntikan vaksin COVID-19. Menurut kementerian kesehatan, Senin (13/9), kota tersebut telah memberikan 5,5 juta dosis vaksin sejak Maret ketika Vietnam mulai meluncurkan program vaksinasi. Lebih dari satu juta suntikan diberikan selama akhir pekan ini.
"Vaksinasi berjalan lebih cepat dari yang saya perkirakan. Perlu waktu sekitar satu jam untuk menyelesaikan semuanya. Sekarang saya hanya perlu menunggu sertifikat vaksinasi," jelas Ho Sy Viet.
Sekitar 80 persen dari 5,7 juta orang dewasa di kota itu telah menerima setidaknya satu suntikan. Targetnya 100 persen pada akhir pekan ini. Namun, tingkat vaksinasi negara secara keseluruhan masih tetap rendah, yakni 28 persen dari 98 juta penduduknya. Hanya empat persen dari seluruh penduduk Vietnam yang telah mendapat vaksinasi lengkap.
Kekurangan pasokan telah membuat Vietnam memperlambat program vaksinasinya dalam beberapa bulan terakhir. Padahal pada saat bersamaan, varian delta menyebar di negara itu, menginfeksi lebih dari 600 ribu dan menewaskan lebih dari 15 ribu orang, hanya dalam empat bulan.
Di Kota Ho Chi Minh, kota terbesar dan paling terpukul oleh wabah virus ini, lebih dari 95 persen populasi orang dewasa telah menerima suntikan dosis pertama. Namun masih banyak dari mereka yang harus menunggu dosis kedua, meskipun waktu penantiannya telah berlalu.
Salah satu langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut, otoritas kesehatan Vietnam telah mengizinkan penggunaan vaksin beda merek, sehingga orang dapat divaksinasi sepenuhnya. Saat ini Vietnam menggunakan AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Vero Cell, vaksin buatan China. [ab/ka]