Tautan-tautan Akses

Vladimir Putin Kemungkinan akan Bertemu Kim Jong-un di Vladivostok, Rusia


FILE: Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berfoto selama pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, 25 April 2019. (Alexander Zemlianichenko/Pool via REUTERS)
FILE: Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berfoto selama pertemuan mereka di Vladivostok, Rusia, 25 April 2019. (Alexander Zemlianichenko/Pool via REUTERS)

Harian New York Times melaporkan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un merencanakan perjalanan ke Rusia pada September guna bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan membahas kemungkinan memasok Moskow dengan senjata untuk perang di Ukraina.

Ketika ditanya oleh pers tentang kemungkinan pertemuan antara Vladimir Putin dan Kim Jong-un, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menjawab, “Tidak, kami tidak bisa memberi konfirmasi. Tidak ada yang kami katakan kepada Anda tentang topik ini.”

Seandainya benar, ini merupakan perjalanan ke luar negeri yang jarang dilakukan oleh Kim. Dia akan melakukan perjalanan dari Pyongyang dengan kereta lapis baja, menuju Vladivostok, di pantai Pasifik dari Rusia, dan bertemu Putin di sana.

Kantor berita Reuters menghubungi pakar Korea Utara di Kookmin University di Seoul, Andrei Lankov. “Tanpa perang di Ukraina, Rusia tidak peduli dengan Korea Utara. Jadi saya pikir perang Ukraina berita yang sangat bagus untuk Korea Utara, karena perang itu mendorong Rusia lebih dekat ke Korea Utara. Ini menciptakan situasi di mana Korea Utara akan mendapatkan sesuatu dari Rusia,” jelasnya.

Vladimir Putin Kemungkinan akan Bertemu Kim Jong-un di Vladivostok, Rusia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:44 0:00

Seorang pakar lain, Patricia Lewis, direktur program keamanan internasional di Chatham House, berpendapat pertemuan ini berlangsung akibat kesulitan Rusia memperoleh persenjataan dari China.

“Jadi, China sejauh ini tidak menyediakan senjata. Tidak ada bantuan senjata langsung untuk Rusia. Itu disebabkan oleh kebijakan luar negeri China di mana China secara jelas mengatakan pihaknya menginginkan perdamaian. China mengecam Barat karena mempersenjatai Ukraina dan karenanya, negara itu tidak mau langsung mempersenjatai Rusia saat ini. Tentu ini bisa berubah kalau situasinya berkembang.”

Ditambahkan oleh Lewis, China berada di atas angin dari segi hubungannya dengan Rusia. Kalau Rusia menginginkan senjata China, Rusia harus mengorbankan banyak hal strategis.

“Misalnya teritori, pelabuhan yang aman di Arktik, beberapa hal seperti ini sedang berlangsung. Pada dasarnya Rusia berisiko menjadi negara yang berada di bawah kendali China, dan saya yakin Putin sangat sadar akan hal ini dan sangat prihatin.”

Karena perkembangan inilah, Lewis menyimpulkan Rusia melirik ke Korea Utara sebagai pemasok amunisi yang berpotensi. [jm/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG