Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Chinape cabang Wuhan, Nur Musyafak, mengatakan banyak WNI ingin keluar dari kota itu. Namun, diperlukan surat rekomendasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia.
“Kalau ada surat rekomendasi dari KBRI, mereka bisa keluar. Dan ini lagi kami coba. Jadi 98 orang itu kami data semua nomor paspornya. Setelah kami data, baru kita coba untuk minta surat ke KBRI,” ujarnya kepada VOA.
Nur mengatakan, selama proses, pengurus PPI berupaya menenangkan mereka.
Data Kementerian Luar Negeri mencatat ada 428 WNI sedang berkuliah di Wuhan. Namun kebanyakan mahasiswa sedang berlibur dan pulang ke Indonesia. Saat ini China sedang libur musim dingin.
Kini tersisa 98 WNI yang mayoritas merupakan mahasiswa. Rata-rata mereka tinggal di asrama dan berada dalam pantauan pihak kampus.
Asrama ini berjarak 20 kilometer dari Pasar Makanan Laut Huanan, lokasi yang diduga jadi sumber infeksi Corona.
Sampai saat ini belum ada laporan WNI terkena virus Corona.
Namun pihak kampus mendistribusikan masker, sabun cair, dan termometer gratis bagi mahasiswa. Sementara para mahasiswa tidak sering keluar kamar, sesuai arahan kampus.
Corona Jangkit Ratusan Orang
Berawal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, virus Corona telah menulari setidaknya 2000 orang, mayoritas di China.
Penyakit ini juga sudah menyebar ke sekitar 15 negara lain, termasuk Singapura, Amerika Serikat, dan Perancis.
Setidaknya 56 pasien di China dinyatakan meninggal dunia.
Pemerintah China menutup akses dari dan ke Wuhan sejak Kamis (23/1/2020) pagi waktu setempat. Layanan kereta, bus, dan pesawat dihentikan.
Larangan perjalanan kemudian diperluas ke 12 kota dengan total penduduk 35 juta orang. Pasar swalayan pun banyak yang tutup.
Nur mengatakan, para mahasiswa masih bertahan.
“Tapi ada beberapa supermarket yang masih buka. Seperti yang di dalam kampus, ada dua supermarket masih buka. Jadi, untuk logistik, teman-teman itu nggak terlalu bingung,” ujar mahasiswa doktoral Central China Normal University ini.
Dalam situasi ini, Nur berharap masyarakat Indonesia lebih teliti ketika menerima informasi mengenai Wabah Corona. Terutama karena banyak video yang tidak jelas asal-usulnya.
“Itu video ada beberapa video yang memang nggak benar. Sudah saya konfirmasi ke KBRI,” tuturnya. [rt/ka]