Wakil Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) John Coates mengatakan mempersoalkan HAM China saat Beijing bersiap untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 bukanlah wewenang organisasinya.
Ada kritik luas terhadap perlakuan Beijing terhadap Muslim Uyghur di wilayah Xinjiang, China Barat Laut, yang menurut kelompok-kelompok HAM merupakan genosida, serta tindakan kerasnya terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong dan kebijakannya terhadap Tibet dan Taiwan.
Coates, yang juga presiden Komite Olimpiade Australia, mengatakan meskipun HAM merupakan bagian penting dari prinsip-prinsip dasar Olimpiade, IOC harus menghormati kedaulatan negara tuan rumah.
''Kami tidak memiliki kemampuan untuk pergi ke suatu negara dan memberitahu mereka apa yang harus mereka lakukan, “ katanya, karena IOC bukan pemerintah dunia.
"Tugas IOC adalah memastikan bahwa tidak ada pelanggaran HAM sehubungan dengan pelaksanaan Olimpiade di dalam Komite Olimpiade Nasional, atau di dalam gerakan Olimpiade," kata Coates kepada organisasi jurnalis National Press Club di ibu kota Australia, Canberra, Rabu (13/10).
''Kita harus menghormati kedaulatan negara-negara yang menjadi tuan rumah Olimpiade,'' kata Coates. “Pekerjaan yang dilakukan IOC adalah melindungi para atlet Olimpiade dan mereka yang terlibat dalam Olimpiade. Itulah yang menjadi tanggung jawab kami.”
Olimpiade Musim Dingin Beijing dijadwalkan berlangsung dari 4 hingga 20 Februari, sementara Paralimpiade, yang diselenggarakan setelahnya, pada 4 hingga 13 Maret.
Ibu kota China pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas pada tahun 2008. [ab/uh]