JAKARTA —
Meski telah tercapai gencatan senjata antara Israel dan militan Palestina yang di pimpin Hamas, namun berbagai aksi mengecam serangan militer Israel di wilayah Gaza, terus berlangsung di Indonesia.
Ratusan orang pengunjuk rasa dari Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Umat Islam (FUI), melakukan aksinya di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta Jum’at (23/11).
Hizam Sulaiman dari kelompok Voice of Palestine, salah satu kelompok aksi, kepada VOA menyayangkan sikap dari pemerintah Indonesia yang menurutnya kurang tegas dalam menyikapi serangan militer Israel ke Gaza. Bahkan tambahnya, pemerintah Indonesia tidak memperdulikan, adanya relawan asal Indonesia yang saat ini tengah bekerja keras membangun rumah sakit Indonesia di Gaza.
Sementara itu, Muhamad al Khatab Sekretaris Jenderal FUI, salah satu kelompok aksi dalam orasinya menegaskan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera mengakui keberadaan negara Palestina dan menerimanya sebagai anggota PBB.
Dalam aksi ini, para demonstran juga menyebarkan formulir pernyataan bersedia melakukan jihad ke Palestina. Hawid Masykuri Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat FPI, salah satu kelompok aksi, kepada VOA menjelaskan, relawan untuk berjihad ke Palestina ini nantinya akan bertugas selain untuk membantu tenaga medis, juga dipersiapkan untuk berjuang bersama kelompok.
“Kita lihat dulu kelayakannya. Relawan yang mendaftar ini harus sehat jasmani rohani, umur mencukupi, lau mendapat izin dari keluarga dan orang tua. Nantinya kita tempatkan di posisi-posisi yang dibutuhkan di sana. Kalo mereka dibutuhkan untuk di pembangunan ya kita letakkan di pembangunan. Termasuk untuk tim medis. Serta tentunya jika mereka dibutuhkan untuk pasukan ya kita tempatkan untuk pasukan,” ungkap Hawid Masykuri.
Meski aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat berlangsung aman, namun ada dua orang demonstran yang ditangkap aparat polisi. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto kepada VoA menjelaskan, kedua orang demonstran itu kedapatan membawa bom molotov dan senjata tajam.
Rikwanto menambahkan, pengamanan Kedutaan Besar Amerika Serikat tetap di perketat dengan penempatan pasukkan yang disiagakan sekitar 1500 personil yang didukung dengan kendaraan penghalau pengunjuk rasa yang berlaku anarkis, seperti Water Canon dan sepeda motor. Untuk pasukkan dilengkapi dengan tameng baja, dan senjata berpeluru karet. Namun penggunaan senjata itu dan kendaraan penghalau massa anarkis hanya diturunkan jika memang diperlukan.
Unjuk rasa mendukung Palestina dan mengecam serangan militer Israel ke Gaza juga berlangsung di beberapa kota di Indonesia, diantaranya di Medan. Dalam aksi unjuk rasa di Medan, ratusan orang pengunjuk rasa yang tergabung dalam FPI Sumatera Utara, melakukan aksi unjuk rasa di kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat Jalan MT Haryono Medan. Dalam aksinya, massa sempat mendobrak pagar dan masuk ke halaman kantor Konjen AS itu. Namun petugas kepolisian berhasil menenangkan massa dan menghalau mereka keluar lingkungan kantor Konjen AS Medan Sumatera Utara.
Ratusan orang pengunjuk rasa dari Front Pembela Islam (FPI) dan Forum Umat Islam (FUI), melakukan aksinya di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jalan Medan Merdeka Selatan Jakarta Jum’at (23/11).
Hizam Sulaiman dari kelompok Voice of Palestine, salah satu kelompok aksi, kepada VOA menyayangkan sikap dari pemerintah Indonesia yang menurutnya kurang tegas dalam menyikapi serangan militer Israel ke Gaza. Bahkan tambahnya, pemerintah Indonesia tidak memperdulikan, adanya relawan asal Indonesia yang saat ini tengah bekerja keras membangun rumah sakit Indonesia di Gaza.
Sementara itu, Muhamad al Khatab Sekretaris Jenderal FUI, salah satu kelompok aksi dalam orasinya menegaskan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera mengakui keberadaan negara Palestina dan menerimanya sebagai anggota PBB.
Dalam aksi ini, para demonstran juga menyebarkan formulir pernyataan bersedia melakukan jihad ke Palestina. Hawid Masykuri Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat FPI, salah satu kelompok aksi, kepada VOA menjelaskan, relawan untuk berjihad ke Palestina ini nantinya akan bertugas selain untuk membantu tenaga medis, juga dipersiapkan untuk berjuang bersama kelompok.
“Kita lihat dulu kelayakannya. Relawan yang mendaftar ini harus sehat jasmani rohani, umur mencukupi, lau mendapat izin dari keluarga dan orang tua. Nantinya kita tempatkan di posisi-posisi yang dibutuhkan di sana. Kalo mereka dibutuhkan untuk di pembangunan ya kita letakkan di pembangunan. Termasuk untuk tim medis. Serta tentunya jika mereka dibutuhkan untuk pasukan ya kita tempatkan untuk pasukan,” ungkap Hawid Masykuri.
Meski aksi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat berlangsung aman, namun ada dua orang demonstran yang ditangkap aparat polisi. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto kepada VoA menjelaskan, kedua orang demonstran itu kedapatan membawa bom molotov dan senjata tajam.
Rikwanto menambahkan, pengamanan Kedutaan Besar Amerika Serikat tetap di perketat dengan penempatan pasukkan yang disiagakan sekitar 1500 personil yang didukung dengan kendaraan penghalau pengunjuk rasa yang berlaku anarkis, seperti Water Canon dan sepeda motor. Untuk pasukkan dilengkapi dengan tameng baja, dan senjata berpeluru karet. Namun penggunaan senjata itu dan kendaraan penghalau massa anarkis hanya diturunkan jika memang diperlukan.
Unjuk rasa mendukung Palestina dan mengecam serangan militer Israel ke Gaza juga berlangsung di beberapa kota di Indonesia, diantaranya di Medan. Dalam aksi unjuk rasa di Medan, ratusan orang pengunjuk rasa yang tergabung dalam FPI Sumatera Utara, melakukan aksi unjuk rasa di kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat Jalan MT Haryono Medan. Dalam aksinya, massa sempat mendobrak pagar dan masuk ke halaman kantor Konjen AS itu. Namun petugas kepolisian berhasil menenangkan massa dan menghalau mereka keluar lingkungan kantor Konjen AS Medan Sumatera Utara.