Walikota Washington DC menuntut perubahan dan penyelidikan atas apa yang terjadi di Gedung Kongres Amerika, Capitol Hill, Rabu (6/1). Presiden Donald Trump, kata Bowser, "harus dimintai pertanggungjawaban."
"Saya juga meminta Satgas Terorisme Gabungan untuk menyelidiki, menangkap, dan menuntut siapa pun yang memasuki Capitol, merusak properti atau menghasut tindakan terorisme domestik, kemarin,” tandasnya.
Selama berjam-jam, massa pro-Trump mengacak-acak Capitol Hill, Rabu. Seorang wanita tewas tertembak, jendela dipecahkan dan massa menerobos masuk, memaksa anggota Kongres dan pembantu mereka mengungsi dari gedung, dilindungi oleh Polisi Capitol.
Amukan itu dimulai tak lama setelah Presiden Trump mengulangi klaim yang tidak berdasar bahwa pemilu dicurangi, kepada ribuan pengunjuk rasa yang diundangnya ke Washington. Banyak yang kemudian datang ke Capitol setelah Trump menghasut mereka untuk pergi ke sana sementara anggota Kongres memperdebatkan suara elektoral.
Anggota DPR dari kedua fraksi berjanji akan menyelidiki tindakan penegak hukum dan mempertanyakan apakah ketidaksiapan memungkinkan massa menduduki dan merusak gedung itu.
Empat tewas, termasuk seorang wanita yang ditembak polisi di dalam Capitol. Tiga lainnya tewas setelah "kondisi darurat medis" terkait penerobosan itu, kata Robert Contee, kepala Kepolisian Metropolitan kota.
Polisi DC, Kamis (7/1), mengatakan, 68 orang telah ditangkap, sedangkan polisi Capitol mengatakan 14 ditangkap, sebagian besar karena masuk secara tidak sah.
Setelah peristiwa itu, Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan pagar setinggi 2 meter yang tidak bisa dipanjat akan didirikan di sekitar halaman Capitol. Pagar itu, kata McCarthy, akan ada minimal 30 hari. Periode itu mencakup pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, 20 Januari.[ka/jm]