Wakil Presiden AS Mike Pence, Kamis (17/10), mendesak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan gencatan senjata untuk mengakhiri serangan militernya terhadap laskar Kurdi di Suriah Utara. Hal tersebut adalah ofensif yang dimulai Erdogan setelah Presiden Donald Trump menarik hampir seluruh tentara Amerika dari medan tempur.
Pence, yang didampingi Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien, bertemu dengan pemimpin Turki itu di ibukota, Ankara.
Pertemuan itu berlangsung sehari setelah Trump menolak pentingnya hasil pertempuran. Ia juga menyatakan hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan AS, bahkan ketika DPR dengan suara besar menyetujui resolusi yang mengecam penarikan pasukan AS. Trump malah meremehkan laskar Kurdi yang disebutnya “bukan malaikat.” Laskar Kurdi telah berjuang bersama-sama pasukan AS melawan teroris ISIS.
Trump, dalam suratnya pekan lalu kepada Erdogan memperingatkan pemimpin Turki itu agar “Jangan sok kuat. Jangan bodoh!” dalam melancarkan serangan terhadap laskar Kurdi. Namun berbagai laporan dari Turki menyebutkan Erdogan membuang pesan singkat itu ke tempat sampah.
Trump mengatakan Erdogan menghadapi risiko dicap dalam sejarah sebagai orang jahat karena melancarkan serangan terhadap laskar Kurdi. Erdogan menganggap laskar tersebut bersekutu dengan separatis Kurdi yang telah berjuang untuk mendapatkan otonomi di dalam wilayah Turki selama tiga dekade. [uh/lt]