Tautan-tautan Akses

Wapres Lai: Taiwan Tegar Hadapi Ancaman China yang Kian Besar


Wakil Presiden Taiwan William Lai berpidato dalam acara santap siang di Kota New York, Minggu, 13 Agustus 2023. (Foto: Kantor Kepresidenan Taiwan/Reuters)
Wakil Presiden Taiwan William Lai berpidato dalam acara santap siang di Kota New York, Minggu, 13 Agustus 2023. (Foto: Kantor Kepresidenan Taiwan/Reuters)

Wakil Presiden Taiwan William Lai mengatakan pulau berpemerintahan sendiri itu tidak akan terintimidasi oleh ancaman dari China Daratan.

LaI menyatakan hal itu dalam jamuan makan siang pada Minggu (13/8) di Kota New York, sehari setelah tiba untuk singgah dalam perjalanannya ke Paraguay guna menghadiri pelantikan presiden baru negara di Amerika Selatan itu.

“Pada saat menentukan sekarang ini, saya ingin berjanji sekali lagi pada waktu dan tempat ini, tak peduli betapa pun besarnya ancaman otoritarianisme terhadap Taiwan, kami sama sekali tidak akan takut atau gentar, kami akan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan kebebasan," kata Lai kepada para pendukungnya.

Lai, doktor lulusan Harvard yang menjadi politisi adalah calon unggul dalam pemilihan presiden mendatang Taiwan. Ia sebelumnya menggambarkan dirinya sendiri praktis sebagai “pekerja untuk kemerdekaan Taiwan,” tetapi semasa kampanye ia menekankan bahwa ia tidak ingin mengubah situasi sekarang ini. Ia juga menyatakan kesediaan untuk berteman dengan China.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari teritori nasionalnya meskipun pulau itu memiliki pemerintahan sendiri sejak memisahkan diri dari China daratan yang dipimpin komunis pada 1949 setelah perang saudara yang panjang. Beijing telah bertekad akan menganeksasi pulau itu dengan semua cara yang perlu, termasuk invasi militer.

Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan pernyataan pada Minggu (13/8) yang mengecam Lai sebagai “pembuat onar terus menerus” yang “berpegang teguh pada sikap separatis untuk kemerdekaan Taiwan.”

Kementerian itu juga menyatakan China “menyesalkan dan mengutuk keras keputusan AS untuk mengatur apa yang disebut sebagai persinggahan itu,” dan menambahkan bahwa Beijing menentang keras “pemerintah AS yang memiliki kontak resmi apapun dengan wilayah Taiwan.”

Kementerian itu memperingatkan bahwa China dapat mengambil “langkah-langkah tegas dan kuat” dalam menanggapi lawatan tersebut.

China telah mengerahkan 79 pesawat militer dan 23 kapal Angkatan Laut ke berbagai daerah di dekat Taiwan sejak Minggu (13/8), menurut Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan. Di antara yang dikirim itu, 25 pesawat militer telah melewati garis median Selat Taiwan atau menerobos zona identifikasi pertahanan udara di barat daya dan tenggara Taiwan.

Sepanjang tahun yang lewat, China melakukan dua latihan militer skala besar di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas kunjungan. Sekali setelah kunjungan ketua DPR AS ketika itu Nancy Pelosi ke Taipei pada Agustus tahun lalu dan sekali lagi pada April sewaktu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

Menyusul persinggahan Tsai di California dan pertemuan dengan McCarthy serta para legislator AS lainnya, Beijing melancarkan latihan militer berupa blokade selama beberapa hari di sekitar Taiwan.

Lai melakukan persinggahan serupa di AS pada Januari 2022 sebagai bagian dari lawatannya ke Honduras. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG