Permukaan bulan bersinar bercahaya dengan warna merah tembaga sewaktu Bumi lewat di antara matahari dan bulan, tidak lama sebelum matahari terbit di Amerika dan beberapa saat setelah matahari terbenam di Asia.
Warna merah itu merupakan hasil dari sinar matahari yang melewati atmosfer bumi, di mana sinar itu terurai sebelum dipantulkan oleh bulan.
Gerhana bulan kali ini adalah yang kedua dari keseluruhan empat gerhana bulan yang terjadi selama periode dua tahun. Gerhana berikiutnya akan terjadi pada tanggal 4 April dan 28 September tahun depan.
Tidak seperti gerhana matahari, gerhana bulan berlangsung selama beberapa jam dan terlihat di sebagian besar belahan Bumi. NASA mengatakan satu-satunya tempat-tempat di mana gerhana hari Rabu kemarin tidak terlihat adalah Afrika, Eropa, dan Brazil timur.
Masyarakat di berbagai negara mengadakan aksi nonton bersama gerhana itu, termasuk di China, Jepang, Australia, dan di negara-negara lainnya. NASA dan berbagai lembaga pengamat gerhana itu juga menyajikan siaran video langsung untuk menyaksikan fenomena tersebut.
Orang-orang yang berada di Amerika Utara dan Selatan serta di sebagian besar Asia Timur hari Rabu (8/10) mendapat kesempatan menyaksikan gerhana bulan total langka yang dikenal sebagai bulan darah.
Paling Populer
1