Lebih dari separuh laki-laki dan perempuan yang meninggalkan Amerika untuk ikut dalam konflik di Irak dan Suriah mungkin bertempur melawan kelompok teror ISIS ketimbang berjuang untuk kelompok itu.
Kesimpulan yang dibuat oleh VOA, didasarkan pada sebuah laporan baru oleh lembaga Institute for Strategic Dialogue (ISD) yang berkantor pusat di London dan catatan pengadilan serta informasi yang sebelumnya dibagikan oleh pejabat intelijen dan penegak hukum.
“Jalur tersebut sudah lazim” kata Manajer Kebijakan dan Riset ISD Henry Tuck, salah seorang penulis laporan “Menembak ke arah tepat “ Pejuang Asing anti ISIS di Suriah dan Irak. “Skalanya cukup mengejutkan kita”.
Laporan itu meneliti kewarganegaraan dan motivasi pejuang asing yang pergi ke wilayah itu sampai akhir tahun 2015 khususnya untuk memerangi ISIS atau kelompok teror lainnya. Laporan itu mendapati 114 dari pejuang ini berasal dari Amerika.
Angka itu saja akan mewakili hampir 46 % dari sekitar 250 warga Amerika yang menurut pejabat penegak hukum Amerika dan komunitas intelijen ikut dalam konflik itu secara keseluruhan.
Tapi persentase pejuang asing Amerika yang memerangi ISIS mungkin lebih tinggi, sekitar lebih dari 50 % umumnya karena sebagaimana diakui pejabat tidak semua warga Amerika yang berusaha pergi ke Suriah dan Irak berhasil ke sana. [my/al]