Polisi Thailand, Senin (25/11) mengungkapkan bahwa 39 warga negara asing melarikan diri dari kamp tempat penipuan daring di Myanmar dengan menyeberang ke Thailand. Pejabat setempat tengah berupaya mengidentifikasi adanya kemungkinan mereka menjadi korban perdagangan manusia dalam kasus itu.
Kompleks kamp penipuan daring semakin marak di wilayah perbatasan Myanmar. Lokasi itu dikelola oleh warga negara asing yang sering kali menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Mereka sering kali dipaksa bekerja, dan melakukan penipuan dalam industri bernilai miliaran dolar, menurut para analis.
Menurut kepala polisi di Kota Mae Sot, kelompok yang berasal dari Sri Lanka, Nepal, Malaysia, dan Rusia menyeberang ke Provinsi Tak di Thailand.
Mereka melarikan diri dari Myawaddy, lokasi yang berada di seberang perbatasan, kata Kolonel Pittayakorn Petcharat kepada AFP.
Menurut para pengamat, Myawaddy dikendalikan oleh milisi yang berpihak pada militer dan merupakan pusat produksi narkoba serta jaringan penipuan daring.
Kedutaan Besar Sri Lanka di Bangkok meminta bantuan otoritas Thailand setelah diberi tahu bahwa 32 warganya terjebak di Myanmar, kata Petcharat.
Lima warga Nepal, satu warga Malaysia, dan satu warga Rusia juga termasuk dalam kelompok yang melarikan diri ke Thailand.
AFP telah menghubungi kedutaan besar keempat negara tersebut untuk meminta komentar.
Menurut media pemerintah Beijing, lebih dari 40.000 orang yang diduga terlibat dalam penipuan dunia maya di Myanmar diserahkan ke China pada 2023.
Menurut media pemerintah Myanmar, pada Desember lalu, kepala junta Myanmar dan pejabat militer Thailand sepakat untuk "bersama-sama memberantas perjudian dan penipuan daring di sekitar Myawaddy." [ah/es]
Forum