Tautan-tautan Akses

Warga Malaysia Terdampak Lockdown Kibarkan Bendera Putih


Seorang wanita mengibarkan bendera putih setelah dia menerima bantuan dari orang lain di rumahnya selama lockdown, di tengah wabah COVID-19, di Petaling Jaya, Malaysia 6 Juli 2021. (Foto: REUTERS/Lim Huey Teng)
Seorang wanita mengibarkan bendera putih setelah dia menerima bantuan dari orang lain di rumahnya selama lockdown, di tengah wabah COVID-19, di Petaling Jaya, Malaysia 6 Juli 2021. (Foto: REUTERS/Lim Huey Teng)

Ketika Hadijah Neamat berjuang untuk bertahan selama lockdown atau karantina wilayah pandemi virus corona, ibu di Malaysia itu menggantung kain putih di luar jendela untuk meminta bantuan.

Kantor berita Reuters melaporkan kampanye #benderaputih makin popular di media sosial dalam upaya mendorong masyarakat membantu orang lain yang mengalami kesulitan selama pemberlakuan karantina wilayah yang berkepanjangan di Malaysia.

Tak lama setelah Hadijah mengibarkan bendera, seorang tetangga datang menawarkan makanan dan barang-barang lainnya.

Halijah Naemat, 74, menangis ketika anggota masyarakat datang untuk membantu setelah dia mengibarkan bendera putih di luar rumahnya selama lockdown, di tengah wabah COVID-19, di Petaling Jaya, Malaysia 6 Juli 2021. (Foto: REUTERS/ Lim Huey Teng)
Halijah Naemat, 74, menangis ketika anggota masyarakat datang untuk membantu setelah dia mengibarkan bendera putih di luar rumahnya selama lockdown, di tengah wabah COVID-19, di Petaling Jaya, Malaysia 6 Juli 2021. (Foto: REUTERS/ Lim Huey Teng)

"Saya pikir orang luar yang akan datang membantu, seperti orang kaya atau menteri atau orang penting," kata ujar perempuan berusia 73 tahun yang tinggal di kawasan padat penduduk Petaling Jaya di negara bagian Selangor, dekat Kuala Lumpur.

"Tapi mereka bilang 'Kita bertetangga. Jika ada yang mengibarkan bendera putih, tentu kami perlu khawatir," tambahnya. Dia mengaku terkejut dengan kedermawanan yang hadir di depan pintu rumahnya.

Suami Hadijah, Mohd Rusni Kahman, 59, memiliki disabilitas dan belum bisa bekerja sejak kehilangan pekerjaannya tahun lalu.

"Terkadang saya hanya berpikir.. Jika saya tidak punya pekerjaan, apa yang akan saya lakukan? Saya tidak bisa hanya mengandalkan anak saya," katanya.

Halijah Naemat, 74, dan suaminya makan siang yang dimasak dengan makanan yang ditawarkan oleh anggota masyarakat di rumahnya selama penguncian di tengah wabah COVID-19, di Petaling Jaya, Malaysia, 6 Juli 2021. (Foto: REUTERS/Lim Huey T)
Halijah Naemat, 74, dan suaminya makan siang yang dimasak dengan makanan yang ditawarkan oleh anggota masyarakat di rumahnya selama penguncian di tengah wabah COVID-19, di Petaling Jaya, Malaysia, 6 Juli 2021. (Foto: REUTERS/Lim Huey T)

Malaysia telah melaporkan lebih dari 785.000 kasus COVID-19, jumlah kasus tertinggi ketiga di Asia Tenggara, dan telah memberlakukan karantina wilayah sejak 1 Juni.

Pandemi telah berdampak terutama kepada keluarga berpenghasilan rendah. Banyak laporan bermunculan bahwa keluarga-keluarga terpaksa menjatah makanan.

Menanggapi kampanye bendera putih, warga, bisnis, politisi, dan bahkan selebritas telah turun tangan untuk menyumbang.

"Butuh banyak keberanian (untuk mengibarkan bendera putih) ... Karena itu sebenarnya memberi tahu semua orang bahwa Anda ... tidak dapat menghadapinya," kata anggota parlemen Maria Chin Abdullah kepada Reuters.

"Tapi saya pikir saya mengambilnya sisi positifnya – hal itu adalah sesuatu yang sebenarnya dibutuhkan negara ini karena kita tidak dapat menolong semua orang. Jadi ada baiknya bahwa ... Anda menunjukkan bahwa Anda membutuhkan bantuan dan kami akan datang kepada Anda," katanya. [na/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG