Ratusan demonstran turun ke jalan-jalan di kota terbesar kedua di Australia pada Selasa (21/9) untuk memprotes aturan wajib vaksin virus corona bagi pekerja di sektor industri konstruksi.
Protes di Melbourne itu ditujukan pada mandat pemerintah negara bagian Victoria yang mewajibkan semua pekerja konstruksi untuk divaksinasi.
Demonstrasi itu terjadi sehari setelah polisi anti huru-hara membubarkan sekitar 500 pengunjuk rasa yang mendobrak pintu di kantor Serikat Pekerja Konstruksi, Kehutanan, Maritim, Pertambangan dan Energi, yang mewakili pekerja konstruksi.
“Protes ini telah diserukan, dipimpin dan dipromosikan oleh kelompok sayap kanan dan kelompok antivaksin, dan sayangnya ada tumpang tindih besar antara kedua kelompok itu saat ini. Dan, apa yang kita lihat sedang terjadi adalah unjuk rasa yang diadakan di kota ini. Mereka jelas tanpa masker, jelas berkumpul seperti yang mereka lakukan kemarin dalam jumlah besar, dan kami berharap itu tidak berubah menjadi kekerasan," ujar Sally McManus, anggota dewan serikat pekerja itu.
Pada Senin malam, pemerintah negara bagian mengumumkan bahwa industri konstruksi akan ditutup mulai Selasa (21/9) selama dua minggu di kota metropolitan Melbourne dan beberapa wilayah regional.
Para pejabat mengatakan semua tempat kerja perlu menunjukkan kepatuhan pada panduan kesehatan sebelum boleh dibuka kembali. Panduan itu termasuk semua staf harus telah menerima sedikitnya satu dosis vaksin sebelum mereka kembali bekerja pada 5 Oktober.
Negara bagian Victoria mencatat 603 infeksi lokal COVID-19 dan satu kematian dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, kasus virus di negara bagian tetangga New South Wales naik kembali menjadi 1.022 dengan 10 kematian terkait COVID. Jumlah korban meninggal terbaru dari wabah varian Delta di negara bagian itu yang dimulai pada pertengahan Juni adalah 255 orang. [lt/uh]
