Dengan berliter-liter sabun, banyak lentera hias dan cat baru, Muslim Palestina giat merapikan kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem, sepekan menjelang Ramadan. Mereka berharap bulan suci tahun ini akan berlangsung damai meskipun tengah terjadi ketegangan politik di sana.
Sukarelawan tua dan muda berdatangan dari Israel, kawasan pendudukan Tepi Barat, maupun Yerusalem, untuk mempersiapkan tempat suci ketiga bagi umat Islam ini menjelang Ramadan.
Sepanjang bulan puasa tahun lalu, bentrokan antara warga Palestina dan polisi serta pemukim Israel terjadi setiap malam. Ancaman mengenai pemindahan warga Palestina di Yerusalem Timur, serbuan polisi di kompleks masjid Al-Aqsa dan larangan pertemuan malam hari di Gerbang Damaskus menjadi salah satu penyebab perang 11 hari antara Israel dan militan Gaza ketika itu yang menewaskan lebih dari 250 orang Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel.
Fatima Diab, warga Kota Tua Yerusalem, mengatakan,“Insyaa Allah Ramadan akan berlangsung damai dan lebih baik daripada tahun lalu, tanpa ada masalah yang disebabkan oleh Israel.”
Seorang lelaki Palestina bersenjata membunuh lima orang di pinggiran kota Tel Aviv pada hari Selasa (29/3), insiden terbaru dari serangkaian serangan maut yang memicu kekhawatiran akan eskalasi yang lebih luas.
Warga Palestina telah melaporkan ada peningkatan kekerasan oleh pemukim di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang direbut Israel dalam perang 1967.
Warga Kota Tua Yerusalem lainnya, Amar Seder, mengemukakan,“Kami menghiasi lingkungan di dalam Kota Tua, jalan-jalan yang menuju masjid Al-Aqsa. Tahun ini agak berbeda karena situasi yang kami alami dan situasi politik yang sulit di Yerusalem mengingat pergesekan terus menerus dengan masalah pendudukan dan dengan pemukim yang selalu berusaha mempersulit kami.”
Ia menyatakan berharap dekorasi itu dapat membawa kegembiraan bagi warga sekarang ini.
Sementara itu warga Israel keturunan Palestina Mariam Abu Obaied menambahkan,“Merupakan kehormatan bagi kami berada di masjid Al-Aqsa untuk membersihkannya. Ini merupakan kehormatan bagi setiap Muslim untuk berada di masjid Al-Aqsa dan membersihkannya.”
Dalam pertemuan puncak bersejarah dengan Presiden Israel Isaac Herzog pada hari Rabu (30/3), Raja Yordania Abdullah juga menyerukan ketenangan.
Keluarga kerajaan Hashimiyah itu adalah penjaga tempat-tempat suci bagi umat Islam dan Kristen di sisi timur Yerusalem, daerah yang dikuasai pasukan Yordania dari tahun 1949 hingga 1967.
Setelah pembatasan terkait COVID-19 selama dua tahun ini, umat mengharapkan akses yang lebih mudah ke tempat-tempat suci itu tahun ini.
Ibrahim Ayash, warga Israel keturunan Palestina, mengemukakan, “Kami datang setiap tahun, alhamdulillah, dan dengan bantuan orang-orang muda. Kami mempersiapkan masjid menjelang Ramadan, untuk menyambut para pengunjung dan jemaah ke Al-Aqsa. Setiap tahun kami membersihkan halaman, makam, jalan-jalan, sekolah-sekolah dan kubah-kubah. Kami menggunakan apa saja yang Allah berikan pada kami untuk mempersiapkan bulan suci ini.” [uh/ab]