Warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan di Yerusalem melakukan pemogokan massal pada Rabu (3/1) setelah pembunuhan pemimpin senior Hamas Saleh al-Arouri. Mereka menutup bisnis dan lembaga-lembaga publik termasuk sekolah-sekolah di Tepi Barat dan Yerusalem sebagai bentuk duka atas kematian wakil pemimpin Hamas tersebut.
Di Hebron, seorang penduduk, Suheil Nasrelddein, mengatakan: “Hari ini mogok karena kemarin pahlawan dan pemimpin Saleh Arouri mati syahid. Dia adalah putra Palestina yang baik yang mengorbankan diri untuk perjuangan Palestina. Dia bukan yang pertama yang mati syahid dan tidak akan menjadi syahid yang terakhir.”
Penduduk lain di sana, Makram Mouhtasib mengatakan ia khawatir pembunuhan Arouri akan memperburuk situasi antara Yahudi dan Muslim di Jalur Gaza, Palestina, dan dunia Arab karena Arouri adalah tokoh penting.
Arouri terbunuh pada Selasa (2/1) dalam serangan drone Israel di Dahiyeh. Kota di pinggiran selatan Beirut itu merupakan basis kelompok militan sekutu Hizbullah Lebanon, kata tiga sumber keamanan kepada kantor berita Reuters.
Israel telah lama menuduh Arouri melakukan serangan mematikan terhadap warganya. Namun, seorang pejabat Hamas mengatakan ia juga "sedang merundingkan" jalan keluar dari perang Gaza dan pembebasan sandera yang dilakukan oleh Qatar dan Mesir.
Israel belum berkomentar mengenai serangan itu. Negara itu biasanya tidak mengonfirmasi atau membantah bertanggung jawab atas serangan-serangan semacam itu. [ka/uh]
Forum