Para pelayat menyuarakan kesedihan dan amarah mereka hari Selasa (3/1) dalam sebuah upacara peringatan publik yang langka di Rusia untuk menghormati para tentara yang tewas terbunuh serangan Ukraina pada malam tahun baru.
Rusia, yang mengaku bahwa itu adalah kerugian militer terburuknya yang disebabkan oleh serangan tunggal Ukraina, mengatakan pada hari Senin (2/1) bahwa 65 tentaranya tewas ketika titik penempatan tentara sementaranya di Makiivka, kota di wilayah Donetsk yang sebagiannya dikuasai oleh separatis sejak 2014, diserang.
Ukraina mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan bahwa jumlah korban tewas dalam peristiwa itu bisa jadi lebih tinggi. Para penulis blog asal Rusia mengatakan bahwa banyak di antara korban merupakan tentara cadangan yang belum lama ini dimobilisasi menjadi pasukan militer.
Sebagian besar kritik berfokus pada ketidakkompetenan pejabat tinggi Rusia, bukan Presiden Vladimir Putin yang mengirim pasukan ke Ukraina Februari tahun lalu.
Sekitar 200 orang menaruh mawar dan rangkaian bunga di alun-alun pusat kota Samara, kota asal beberapa tentara cadangan yang tewas, ketika seorang pendeta Ortodoks membacakan doa.
Tentara juga melepaskan tembakan penghormatan pada upacara itu. Beberapa pelayat tampak memegang bendera Partai Persatuan Rusia, partai penguasa.
“Ini sangat sulit dan menakutkan. Tapi kami tidak boleh terpecah belah. Rasa duka ini mempersatukan,” kata Ekaterina Kolotovkina, ketua sekelompok pasangan tentara, pada upacara tersebut.
Acara serupa dilaporkan juga digelar di kota-kota lain di wilayah Samara, termasuk Tolyatti, markas pabrikan mobil Rusia AvtoVAZ.
Naif Secara Kriminal
Kematian para tentara itu memicu kritikan tajam di Rusia terhadap komando senior militer negara tersebut, termasuk dari para pengamat nasionalis yang mendukung invasi militer Rusia ke Ukraina.
Koresponden militer Rusia, yang memiliki pengaruh semakin besar beberapa bulan terakhir, mengatakan bahwa ratusan orang bisa tewas dan menuduh komandan tertinggi Rusia karena tidak kompeten.
Ada juga laporan yang menyatakan bahwa para tentara cadangan ditempatkan di sebelah depot amunisi yang meledak dalam serangan tersebut, dan bahwa beberapa di antara mereka menggunakan telepon genggam Rusia sehingga lokasi mereka dapat diketahui pasukan Ukraina.
“Kesimpulan apa yang akan diambil? Siapa yang akan dihukum?” kata Mikhail Matveyev, anggota parlemen Rusia asal Samara, di media sosial.
Akun Telegram Rybar, yang memiliki sekitar satu juga pengikut, mengatakan bahwa pihak militer sungguh “naif secara kriminal” karena menyimpan amunisi di sebelah tempat para tentara cadangan beristirahat.
Putin belum menanggapi serangan ke Makiivka, yang terjadi pada musim liburan akhir tahun sebelum Hari Raya Natal Ortodoks yang banyak dirayakan keluarga Rusia. [rd/jm]
Forum