Tautan-tautan Akses

Warga San Francisco Masih Khawatir Akan Aspek Keselamatan Layanan Taksi Swakemudi


Seorang teknisi taksi swakemudi "Cruise", melepas tanda kerucut di atas kap mobil layanan taksi online yang mogok di San Francisco, California, 11 Juli 2023. (Josh Edelson / AFP)
Seorang teknisi taksi swakemudi "Cruise", melepas tanda kerucut di atas kap mobil layanan taksi online yang mogok di San Francisco, California, 11 Juli 2023. (Josh Edelson / AFP)

Kontroversi perluasan layanan taksi online swakemudi di Kota San Francisco masih terus berlangsung. Setelah dua penyedia layanan taksi swakemudi diizinkan beroperasi penuh secara komersial, warga masih terbelah, ada yang menyambut baik kehadirannya, ada juga yang memprotes dan berusaha memboikot keberadaan mobil-mobil otonom tersebut.

Sebuah taksi swakemudi berjalan melambat di sebuah jalan yang gelap di Kota San Francisco. Dengan cepat, mobil itu dikelilingi sekelompok sosok bertopeng.

Salah satu di antara mereka menaruh kerucut lalu lintas di atas kap mobil itu. Otomatis lampu hazard mobil menyala dan mobil pun berhenti di tengah jalan, tak berfungsi.

Pemandangan ganjil yang terjadi puluhan kali Juli lalu di ibu kota teknologi AS tersebut merupakan bentuk unjuk rasa sejumlah aktivis terhadap meningkatnya jumlah mobil robot, yang mereka nilai tidak aman.

Warga San Francisco Masih Khawatir Akan Aspek Keselamatan Layanan Taksi Swakemudi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:05:53 0:00

Salah satu aktivis, yang memilih menggunakan nama samaran Alex untuk alasan keselamatan, mengatakan, “Merupakan masalah besar ketika warga San Francisco sendiri tidak dilibatkan dalam diskusi mengenai apakah mobil swakemudi ini patut hadir di jalanan kami. Jadi, senang rasanya melihat orang-orang membicarakannya sekarang.”

Kelompok aktivis antimobil bernama “Safe Street Rebel” itu, secara radikal sangat pro-pejalan kaki dan pro-sepeda, dan tidak terkesan oleh klaim yang menyatakan bahwa mobil swakemudi merupakan “moda transportasi revolusioner yang baru.”

Alex justru memandangnya sebagai “cara lain untuk memperkuat dominasi mobil.”

Dengan menggunakan kerucut lalu lintas curian, para aktivis menonaktifkan taksi swakemudi yang dioperasikan oleh Waymo dan Cruise, dua perusahaan yang sejauh ini baru diizinkan mengoperasikan taksi swakemudi di San Francisco.

Perlawanan mereka viral di dunia maya dan ditonton jutaan orang.

‘Keputusan Gegabah’

Mobil swakemudi pertama kali diperkenalkan di San Francisco pada tahun 2014 dengan mewajibkan hadirnya “pengemudi keselamatan” di dalam mobil.

Empat tahun kemudian, California menghapus prasyarat kehadiran pengemudi manusia di dalam mobil, yang berarti mobil swakemudi dapat ‘dilepas’ tanpa kehadiran manusia sama sekali di jalanan.

Namun belakangan, pejabat San Francisco khawatir akan meningkatnya jumlah kecelakaan yang melibatkan mobil otonom.

Keberadaan mobil yang dikemudikan oleh robot itu berujung pada insiden berhentinya mobil swakemudi di tengah jalan, menghalangi jalur bus atau bahkan mengganggu tempat kejadian perkara polisi.

Memang belum ada kecelakaan mematikan yang melibatkan manusia dengan Cruise atau Waymo yang sudah tercatat, meski salah satu taksi Waymo Juni lalu dilaporkan telah menabrak hingga mati seekor anjing yang berlari ke jalan.

Pengawas kota, Aaron Peskin, mengutuk “keputusan tergesa-gesa” Komisi Utilitas Umum California (CPUC) yang mengizinkan “peningkatan besar-besaran” taksi swakemudi di jalanan San Francisco.

Badan Transportasi Wilayah San Francisco pun mengirimkan surat kepada CPUC, merinci 92 insiden yang melibatkan taksi otonom tahun lalu.

Meski demikian, pada 10 Agustus lalu, CPUC menyetujui pemberian izin bagi Cruise dan Waymo untuk menerapkan tarif berbayar kepada penumpang taksi swakemudi di San Francisco tidak peduli kapan pun perjalanan dilakukan.

Sebelumnya, Cruise hanya diizinkan untuk mengenakan ongkos kepada penumpang untuk perjalanan dari pukul 10 malam sampai 6 pagi. Sementara Waymo sebelumnya tidak diizinkan sama sekali mengenakan biaya untuk perjalanan swakemudi.

Terlepas dari itu, bahkan selama masa eksperimental tersebut, kedua perusahaan telah membangun basis pelanggan setia.

Isu Keselamatan

Jaeden Sterling naik taksi swakemudi setiap hari. “Saya menggunakannya untuk alasan kenyamanan dan keselamatan,” kata Sterling (18 tahun).

Dari kursi penumpang Waymo yang ditumpanginya, ia dapat melihat perangkat lunak taksi itu mendeteksi keberadaan kendaraan lain, pejalan kaki hingga pesepeda secara langsung.

Ia merasa lebih aman menumpangi taksi otonom daripada layanan taksi online lain seperti Uber atau Lyft. “Para pengemudi seringkali tergesa-gesa karena pendapatan mereka dihitung dari jumlah perjalanan yang mereka ambil, jadi mereka bisa mengemudi dengan tidak aman,” kata Sterling, yang menambahkan bahwa ia menganggap seringnya mobil itu berhenti sebagai pertanda kehati-hatian mobil robot itu.

“Ada contoh-contoh kecil yang saya alami dari waktu ke waktu. Mobil ini akan sedikit kebingungan di persimpangan jalan yang sibuk. Misalnya, kalau ada banyak mobil yang melintas, ada banyak arah, ia mungkin agak bingung, tapi ia selalu merespons dengan sangat baik. Dan apabila mobil itu terhenti lebih dari 30 detik, mereka biasanya akan menghubungi Anda, menanyakan kondisi Anda, dan jika perlu, mereka akan mengirim tim bantuan di perjalanan,” jelasnya.

Catatan keselamatan mobil swakemudi justru menjadi jualan utama pabrikan mobil-mobil tersebut.

Waymo belum pernah mengalami “tabrakan yang melibatkan pejalan kaki atau pesepeda” dalam operasinya sejauh “lebih dari satu juta mil yang sepenuhnya bersifat otonom,” kata perusahaan itu kepada AFP, “sementara setiap tabrakan antarkendaraan yang terjadi melibatkan pelanggaran aturan atau perilaku berbahaya yang dilakukan pengemudi manusia.”

Meski demikian, warga setempat tetap khawatir.

Reporter Associated Press Michael Liedtke dan manajer komunikasi Waymo Julia Ilina, kanan, mencoba mencari tahu mengapa taksi tanpa pengemudi Waymo tidak bergerak saat lalu lintas sepi di San Francisco, 15 Februari 2023. Mobil mulai melaju lagi setelah mereka tutup pintu belakang, yang belum tertutup rapat. (AP/Terry Chea)
Reporter Associated Press Michael Liedtke dan manajer komunikasi Waymo Julia Ilina, kanan, mencoba mencari tahu mengapa taksi tanpa pengemudi Waymo tidak bergerak saat lalu lintas sepi di San Francisco, 15 Februari 2023. Mobil mulai melaju lagi setelah mereka tutup pintu belakang, yang belum tertutup rapat. (AP/Terry Chea)

Cyrus Hall (43 tahun), seorang insinyur perangkat lunak, khawatir tentang apa yang bisa terjadi jika kesalahan muncul dalam sistem komputer mobil.

Ia memandang insiden mobil swakemudi sebelumnya sebagai peringatan yang tidak boleh diabaikan.

“Jika mereka menerapkan layanan penuh, dan (perangkat lunak yang bermasalah) meningkat, itu akan menjadi perjuangan yang jauh lebih sulit daripada memastikan bahwa kita memiliki kerangka peraturan yang baik saat ini,” ujarnya. [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG