Sekitar 10 orang warga di Solo membagikan ribuan butir telur rebus di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jumat sore (27/6).
Dengan membawa nampan dari bambu secara bergantian ribuan telur rebus dibagikan kepada para warga yang melintas di sekitar lokasi. Tukang becak, pedagang kaki lima atau PKL, dan warga yang sedang berada di lokasi langsung menyerbu aksi pembagian telur rebus ini.
Salah seorang peserta aksi, Haristanto mengatakan aksi bagi-bagi telur rebus ini untuk menyambut datangnya bulan puasa Ramadhan untuk membantu sesama.
“Kita ingin menyambut Bulan Ramadhan dengan suka cita..kita ingin membantu sesama. Kita bagikan sekitar 2 ribu telur yang sudah dimasak atau direbus kepada masyarakat. Telur itu paling simpel untuk dimasak, kemudian juga gizinya, protein sangat tinggi. Telur rebus ini bisa dinikmati pas sahur nanti malam kalau besok sudah berpuasa," ujarnya.
"Kenapa telur yang kita bagikan, karena selama ini konsumsi telur masih sangat sedikit dibanding negara-negara di ASEAN. Kita masih kalah, padahal telur kan kandungan gizinya tinggi, proteinnya..”
Salah seorang warga, Yoga, mengaku senang bisa mendapat telur rebus, bisa untuk makan sahur nanti bersama teman-teman kosnya.
“Ya lumayan, ini dapat empat butir telur rebus. Bisa buat lauk nanti makan sahur bareng teman-teman di kos. Jarang saya makan telur," ujarnya.
Sementara itu, juru bicara pemerintah Solo yang juga masuk TPID atau Tim Pemantau dan pengendali Inflasi Daerah, Nur Haryani mengatakan, tiga bahan pokok masyarakat yang mengalami lonjakan harga menjelang Ramadan ini di Solo, diantaranya telur ayam.
“Kondisi Inflasi saat ini di Solo jelang bulan puasa relatif stabil, namun sejumlah komoditas bahan pokok harganya mulai naik yaitu telur ayam, daging ayam dan bawang merah. Kondisi ini akan kita pantau terus, kita inspeksi ke berbagai pasar tradisional di Solo," ujarnya.
Data pemkot Solo, kenaikan rata-rata tiga bahan pokok tersebut mencapai 5 persen hingga 20 persen dari harga normal.