Ribuan demonstran berkumpul di Barcelona, menentang referendum kemerdekaan Catalonia dari Spanyol, yang diadakan hari Minggu (1/10). Sambil melambaikan bendera Spanyol, mereka memadati alun-alun di depan Gedung Pemerintah Daerah Barcelona hari Sabtu (30/9).
Spanyol menyatakan pemungutan suara itu ilegal, dan pihak berwenang mulai menutup tempat-tempat pemungutan suara dan menyita kertas suara. Pemerintah Daerah Catalonia terus menyiapkan referendum, walaupun pemerintah Spanyol mengatakan tidak akan ada pemilu untuk kemerdekaan Catalonia.
Ratusan pendukung referendum berkemah di sekolah-sekolah supaya TPS-TPS itu tetap buka untuk pemilu hari Minggu.
Enric Millo, pejabat keamanan tertinggi Spanyol di daerah bagian timur laut, mengatakan Sabtu, polisi menutup separuh dari lebih 2.300 TPS yang ditunjuk untuk mengadakan referendum. Ia mengatakan pihak berwenang Spanyol juga telah membongkar teknologi yang direncanakan akan digunakan petugas Catalonia untuk pemungutan suara dan penghitungan surat suara, yang menurutnya akan membuat referendum itu "sama sekali tidak mungkin diadakan."
Meskipun pemerintah pusat Spanyol telah melakukan aksi-aksi itu, pejabat-pejabat Catalonia berencana tetap mengadakan referendum tersebut.
Menteri Kebudayaan Spanyol hari Jumat (29/9) mengatakan referendum kemerdekaan itu melanggar undang-undang Spanyol dan pemerintah tidak akan menerima hasil referendum tersebut.
Otoritas Catalonia mengatakan akan menyatakan kemerdekaan dari Spanyol dalam waktu 48 jam setelah pemungutan suara jika warga di sana memilih memisahkan diri. Pemerintah Spanyol menentang tindakan itu dan menyatakan pemungutan suara itu tidak sah.
Sementara itu, pejabat Uni Eropa menyatakan tidak akan menengahi perselisihan antara Spanyol dan Catalonia, dengan alasan itu adalah masalah hukum Spanyol.
Otoritas Catalan sebelumnya meminta bantuan Uni Eropa, dengan mengatakan pemerintah Spanyol merongrong nilai-nilai demokrasi mereka. [ka]