Organisasi kemanusiaan internasional Doctors Without Borders atau Dokter Tanpa Tapal Batas, mengatakan tiga rumah sakit Suriah telah menerima kira-kira 3600 pasien yang menunjukkan gejala terpapar zat beracun neurotoksin.
Laporan itu muncul beberapa hari setelah ada tuduhan bahwa lebih dari 1.000 orang meninggal dalam serangan senjata kimia yang diduga dilakukan oleh pemerintah Suriah.
Doctors Without Borders mengatakan, Sabtu (24/8), mendengar banyak pasien tiba di tiga rumah sakit Damaskus dengan gejala-gejala antara lain kejang-kejang, air ludah berlebihan dan penglihatan kabur, dan hampir 10 persen dari pasien-pasien itu, atau 355 orang, meninggal.
Sebagian petugas medis yang merawat para pasien yang datang juga tertular gejala itu.
Doctors Without Borders mengatakan situasi keseluruhan menunjukkan dengan jelas bahwa penduduk lokal terkena gejala “terpapar zat beracun neurotoksin”, dan menambahkan, “Ini akan merupakan pelanggaran undang-undang kemanusiaan internasional, yang sudah pasti melarang penggunaan senjata kimia dan biologi”.
Suriah membantah semua tuduhan bahwa pasukan pemerintah menggunakan senjata kimia. Media pemerintah menyatakan tentara pemberontak melakukan serangan gas syaraf pekan ini, dan kantor berita pemerintah SANA melaporkan bahwa tentara menemukan bukti mengenai hal ini ketika memeriksa terowongan-terowongan di ibukota Damaskus yang digunakan oleh “ kelompok teroris bersenjata”.
Di Washington, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, Amerika mempunyai sejumlah pilihan kalau harus memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap penggunaan senjata kimia oleh Suriah.
Presiden Amerika Barack Obama bertemu dengan para penasihat keamanan utamanya Sabtu, membahas situasi Suriah.
Presiden Obama sebelumnya telah menyatakan keengganannya untuk mencampuri urusan di Suriah.
Tetapi para pejabat pertahanan Amerika baru-baru ini mengatakan, Amerika telah memperkuat pasukan Angkatan Lautnya di wilayah itu.
Laporan itu muncul beberapa hari setelah ada tuduhan bahwa lebih dari 1.000 orang meninggal dalam serangan senjata kimia yang diduga dilakukan oleh pemerintah Suriah.
Doctors Without Borders mengatakan, Sabtu (24/8), mendengar banyak pasien tiba di tiga rumah sakit Damaskus dengan gejala-gejala antara lain kejang-kejang, air ludah berlebihan dan penglihatan kabur, dan hampir 10 persen dari pasien-pasien itu, atau 355 orang, meninggal.
Sebagian petugas medis yang merawat para pasien yang datang juga tertular gejala itu.
Doctors Without Borders mengatakan situasi keseluruhan menunjukkan dengan jelas bahwa penduduk lokal terkena gejala “terpapar zat beracun neurotoksin”, dan menambahkan, “Ini akan merupakan pelanggaran undang-undang kemanusiaan internasional, yang sudah pasti melarang penggunaan senjata kimia dan biologi”.
Suriah membantah semua tuduhan bahwa pasukan pemerintah menggunakan senjata kimia. Media pemerintah menyatakan tentara pemberontak melakukan serangan gas syaraf pekan ini, dan kantor berita pemerintah SANA melaporkan bahwa tentara menemukan bukti mengenai hal ini ketika memeriksa terowongan-terowongan di ibukota Damaskus yang digunakan oleh “ kelompok teroris bersenjata”.
Di Washington, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, Amerika mempunyai sejumlah pilihan kalau harus memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap penggunaan senjata kimia oleh Suriah.
Presiden Amerika Barack Obama bertemu dengan para penasihat keamanan utamanya Sabtu, membahas situasi Suriah.
Presiden Obama sebelumnya telah menyatakan keengganannya untuk mencampuri urusan di Suriah.
Tetapi para pejabat pertahanan Amerika baru-baru ini mengatakan, Amerika telah memperkuat pasukan Angkatan Lautnya di wilayah itu.