Seorang wartawan Hong Kong hari Senin menang dalam upaya banding untuk membatalkan hukumannya terkait dengan pekerjaannya membuat dokumenter investigasi. Ini adalah putusan pengadilan yang langka yang menegakkan kebebasan media di Hong Kong.
Bao Choy dinyatakan bersalah pada April 2021 karena menipu pemerintah dengan mendapatkan catatan kepemilikan kendaraan untuk tujuan jurnalistik, setelah ia menyatakan dalam aplikasi daringnya bahwa ia akan menggunakan informasi itu untuk “masalah terkait lalu lintas dan transportasi.”
Tetapi pengadilan tertinggi kota itu dengan suara bulat memutuskan untuk mendukung Choy dalam putusan tertulis mereka.
Choy mengatakan kepada wartawan di luar gedung pengadilan bahwa putusan itu telah menunjukkan pentingnya kebebasan media dan kebebasan berbicara yang dilindungi secara konstitusional di kota itu.
Choy mengatakan, “Selama beberapa tahun terakhir, kita mungkin mendapati banyak hal telah hilang secara diam-diam. Tetapi saya yakin, keyakinan di dalam hati kita tidak dapat diambil dengan mudah. Tak peduli apakah saya menang atau kalah hari in, kegigihan selama beberapa tahun terakhir sudah menjadi hal yang bermakna.”
Wartawan investigasi ini telah berusaha melacak pelaku serangan massa terhadap demonstran dan penumpang di dalam sebuah stasiun kereta sewaktu berlangsung protes antipemerintah besar-besaran pada tahun 2019 untuk film dokumenternya.
Ketika itu, Choy didenda $765 untuk dua dakwaan membuat pernyataan palsu, putusan yang memicu kemarahan di kalangan wartawan setempat terkait menyusutnya kebebasan media di kota itu dan yang oleh Choy sendiri disebut sebagai “hari sangat kelam” bagi wartawan Hong Kong.
Kisah yang diproduksi bersama oleh Choy, berjudul 7.21 Who Owns the Truth, meraih penghargaan untuk dokumenter berbahasa Mandarin pada ajang Penghargaan Pers HAM tahun 2021. [uh/ab]
Forum