Pemerintah Turki menyasar wartawan dalam upaya menertibkan suara-suara penolakan atas operasi militer Turki terhadap milisi Kurdi di Afrin. Polisi menahan empat jurnalis dalam serangan Senin (22/1) pagi dan Selasa (23/1), karena mereka memuat berita di media sosial tentang operasi di Afrin.
Kelompok HAM mengatakan, penangkapan itu merupakan bagian dari pemberangusan media sosial.
Hayri Demir dan Sibel Hurtas ditangkap Senin malam dan pada dini hari Selasa. Keduanya bekerja untuk media berita Arti Gercek yang berbasis di Jerman. Halkin Nabzi, pemimpin redaksi harian Ishak Karakas, dan Nurcan Baysal, penulis untuk situs berita T24, diciduk dari rumah mereka pada dini hari Senin. Keempat wartawan itu ditahan berdasarkan hukum teror Turki.
Kelompok hak-hak mengklaim penahanan itu lebih terkait dengan pembungkaman atas pelaporan yang kritis.
“Sibel Hurtas mewawancarai wakil-wakil HDP, pandangan mereka tentang Afrin. Dia kini ditahan, karena melakukan tugasnya,” kata Erol Onderoglu, wakil Turki di kelompok hak media Reporters Without Borders atau Wartawan Tanpa Tapal Batas yang berkantor di Paris. HDP adalah kelompok pro-Kurdi dan merupakan partai oposisi ke dua terbesar di Turki. [ps/jm]