Mengikuti arahan pihak berwenang kesehatan setempat, penyelenggara Coachella, Selasa (10/3) memutuskan untuk menunda penyelenggaraan festival musik itu ke bulan Oktober.
"Meskipun keputusan ini diambil di tengah ketidakpastian, kami mengutamakan keselamatan dan kesehatan para tamu, staf dan masyarakat dengan sangat serius," kata Goldenvoice dalam pernyataan. Goldenvoice adalah perusahaan yang menyelenggarakan perhelatan akbar di gurun California itu.
Coachella merupakan salah satu festival musik terbesar di dunia yang dihadiri sekitar 500.000 orang setiap tahun. Pengisi acara yang dijadwalkan tampil tahun ini diantaranya Rage Against the Machine, Frank Ocean dan Travis Scott.
Festival pada dua akhir pekan yang tadinya dijadwalkan pada April itu, kini digeser ke akhir pekan 9 dan 16 Oktober.
"Keputusan ini tidak mudah dan mempertimbangkan banyak faktor," kata pejabat kesehatan masyarakat Riverside County, Cameron Kaiser, dalam pernyataan.
"Pasti akan berdampak pada banyak orang, tapi prioritas utama saya adalah untuk melindungi kesehatan seluruh masyarakat," imbuhnya.
Goldenvoice juga menunda festival musik country Stagecoach hingga 23-25 Oktober. Biasanya acara itu juga diadakan pada April di lokasi yang sama dengan Coachella di Indio, California.
Penyelenggara mengatakan tiket yang sudah dibeli akan tetap berlaku untuk bulan Oktober, dan mereka yang tidak bisa datang, boleh mendapat uang kembali.
Kini ada enam kasus virus corona yang dilaporkan di Riverside County, otorita kota yang meliputi Lembah Coachella, kemungkinan karena terpapar dalam komunitas dan bukan karena riwayat perjalanan luar negeri, kata Kaiser.
Pembatalan itu disampaikan setelah Miami membatalkan festival musik dance elektronik Ultra dan Austin membatalkan South by Southwest (SXSW), konferensi teknologi dan budaya yang biasanya digelar selama 10 hari di kota tersebut.
Sejumlah musisi telah membatalkan konser di Asia dan Eropa karena mengkhawatirkan penyebaran virus itu. Band rock AS Pearl Jam Senin (9/3) mengumumkan akan menunda semua jadwal konser di AS dan Kanada sampai akhir April.
"Tingkat risiko bagi penonton kami dan masyarakat terlalu tinggi," kata band itu dalam pernyataan.
Jumlah kasus virus corona di AS naik menjadi lebih dari 1.000 Rabu (10/3), setelah para pakar kesehatan masyarakat mengkritisi pihak berwenang karena meremehkan epidemi ini dan lamban dalam melakukan pengetesan.
Sedikitnya 29 orang meninggal dunia dan sekitar 1.039 orang terinfeksi, menurut pelacak virus corona Universitas Johns Hopkins.
Lebih dari 120.000 orang telah terjangkit virus itu di seluruh dunia sejak merebak di China akhir tahun lalu. Lebih dari 4.300 orang telah meninggal dunia. [vm/ab]
Sumber: AFP, REUTERS