Tautan-tautan Akses

WeChat Tutup Akun LGBT


Logo WeChat di antara bendera China dalam foto ilustrasi, 7 Agustus 2020. (Foto: Florence Lo/Reuters)
Logo WeChat di antara bendera China dalam foto ilustrasi, 7 Agustus 2020. (Foto: Florence Lo/Reuters)

Layanan media sosial China paling populer, WeChat, telah menutup akun-akun dengan topik LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) yang dioperasikan mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM), sehingga memicu keprihatinan bahwa Partai Komunis China sedang memperketat kendali atas konten yang bertema gay dan lesbian.

Menurut pendiri dari kelompok LGBT yang minta tidak disebutkan namanya, WeChat mengirim pemberitahuan kepada para pemilik akun bahwa mereka telah melanggar peraturan, tetapi tidak memberi perincian lebih lanjut.

Dia mengatakan puluhan akun ditutup sekitar pukul 22.00 pada Selasa (6/7) lalu. Tidak jelas apakah langkah itu merupakan perintah dari penguasa China, tetapi hal ini datang ketika partai yang berkuasa memperketat kendali politik, serta berusaha membungkam kelompok-kelompok yang berpotensi mengkritik kekuasaan.

Partai Komunis pada 1997 tidak lagi menyatakan perilaku homoseksual sebagai tindakan kriminal. Namun, orang gay, lesbian, biseksual, trans-seksual dan minoritas seksual lain masih tetap menghadapi diskriminasi.

Sementara semakin banyak diskusi publik tentang isu-isu semacam itu, beberapa kegiatan LGBT telah dilarang oleh penguasa. Menurut seorang pendiri kelompok LGBT, sikap resmi adalah semakin memperketat kendali.

Kata pendiri grup itu, isi dari akun WeChat, termasuk kisah pribadi, foto dari acara kelompok, dihapus.

Mantan operator dari sebuah kelompok lain untuk mahasiswa universitas, yang tidak mau disebut namanya, menyebut langkah itu sebagai pukulan keras.

Kata pendiri kelompok LGBT, dua bulan lalu pejabat-pejabat universitas sudah minta para mahasiswa untuk menutup kelompok media sosial LGBT atau menghindari penyebutan nama sekolah mereka. Katanya, universitas-universitas di Jiangsu, diberitahu oleh pejabat agar menyelidiki kelompok hak-hak perempuan dan minoritas seksual guna “mempertahankan stabilitas.”

Survei menunjukkan terdapat sekitar 70 juta orang LGBT di China, atau sekitar 5 persen dari populasi, menurut media negara. Beberapa kelompok mengorganisasi festival film, dan acara publik lainnya, tetapi jumlahnya berkurang.

Salah satu yang paling terkemuka, Shanghai Pride, membatalkan acara tahun lalu tanpa penjelasan setelah 11 tahun berjalan.

Kantor berita Xinhua melaporkan badan legislatif China menerima usulan dari masyarakat tentang legalisasi perkawinan seks sejenis dua tahun yang lalu, tetapi tidak ada petunjuk bahwa para legislator akan menindaklanjutinya. [jm/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG