Tautan-tautan Akses

WHO Kaji Ulang Kebijakan Vaksinasi, Termasuk Dampak COVID-19 terhadap Layanan Imunisasi


Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan vaksin COVID-19 di tengah perebakan infeksi virus corona di Dhaka, Bangladesh, pada 30 Januari 2022. (Foto: AP/Mahmud Hossain)
Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan vaksin COVID-19 di tengah perebakan infeksi virus corona di Dhaka, Bangladesh, pada 30 Januari 2022. (Foto: AP/Mahmud Hossain)

Dalam pertemuan rutinnya, Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) atau Kelompok Pakar Penasehat Strategis di Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkaji ulang isu-isu kebijakan vaksin, termasuk dampak pandemi COVID-19 dan vaksinasi COVID-19 terhadap layanan imunisasi, infeksi dan kekebalan yang diinduksi oleh vaksinasi, penggunaan vaksin Hepatitis A, vaksin konjugat tifoid TCV, perubahan jadwal vaksinasi HPV, dan program pemberantasan polio.

Pertemuan rutin itu dilangsungkan pada tanggal 4-7 April lalu.

Berbicara kepada wartawan pada Senin (11/4) di Jenewa, Ketua SAGE bidang Imunisasi Dr. Alejandro Cravioto mengatakan, “kanker serviks adalah kanker paling umum keempat pada perempuan, dan setiap sekitar dua menit seorang perempuan meninggal karena penyakit ini.”

Ia menambahkan bahwa “pada tahun 2019 lalu SAGE telah mengkaji ulang bukti yang kami miliki tentang berapa dosis penggunaan vaksin yang optimal untuk mencegah penyakit. Apa yang kami temukan kemudian adalah kami tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengubah rekomendasi penggunaan dua atau tiga dosis, tergantung pada skema dan vaksin yang digunakan.”

Dr. Cravioto lebih jauh mengatakan, “saat ini hal tersebut telah berubah dan kami memiliki cukup bukti yang telah ditinjau kelompok kerja kami tentang vaksin ini, dan kami dapat menegaskan bahwa kami dapat merekomendasikan vaksin itu sebagai berikut.

“Untuk anak perempuan berusia 9-14 tahun, kita dapat mengatakan bahwa kita menggunakan jadwal 1-2 dosis tergantung kebijakan pemerintah. Sementara untuk perempuan berusia 15-20 tahun, kami dapat merekomendasikan jadwal 1-2 dosis bagi kelompok ini. Sementara untuk perempuan yang berusia lebih tua, yaitu lebih dari 21 tahun, kami terus merekomendasikan dua dosis dengan interval enam bulan. Khusus bagi orang-orang yang kekebalannya terganggu, terutama orang yang mengidap HIV atau penyakit lain yang membayakan sistem kekebalan tubuh mereka, maka kami merekomendasikan agar mereka divaksinasi dengan 2-3 dosis sehingga dinyatakan telah diimunisasi lengkap.”

Belajar dari Vaksinasi Polio untuk Atasi Resistensi terhadap Vaksinasi Covid
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:59 0:00

Ia menambahkan, “Dalam kasus anak laki-laki dan laki-laki dewasa, kami merekomendasikan sistem yang sama seperti pada anak perempuan, yaitu 1-2 dosis. Ini berarti akan sama dengan kelompok perempuan dewasa yang sebelumnya tidak memiliki akses pada vaksin ini.”

Hal lain yang ditinjau adalah vaksinasi terhadap Hepatitis A. [em/rd]

XS
SM
MD
LG