Dirjen WHO itu juga meninjau kota Aleppo dan menemui para korban yang mengungsi di tempat-tempat penampungan, lapor kantor berita Suriah, SANA.
“Kedatangan kami hari ini membawa serta 37 metrik ton bantuan, seperti yang dikatakan menteri. Dan besok, bantuan lain akan menyusul, dan kami akan terus membantu kalian dengan pasokan medis. Yang ketiga adalah bantuan untuk mengatasi dampak gempa ini," ujar Tedros.
PBB menjanjikan hibah 25 juta dolar untuk orang-orang di daerah yang dilanda gempa di Suriah, di samping hibah serupa yang diumumkan awal pekan ini untuk operasi darurat di Turki dan Suriah.
Kepala kemanusiaan PBB mengatakan, kondisi kemanusiaan di Suriah berada pada tingkat terburuk sejak konflik dimulai pada 2011, karena sumber daya semakin menipis, wabah kolera, dan musim dingin yang keras.
Puluhan tenda dipasang di kamp-kamp darurat di Suriah barat laut setelah dua gempa kuat yang melanda wilayah itu pekan lalu, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Banyak penduduk yang terdampak gempa itu selamat dari pengeboman dan tembakan dahsyat selama bertahun-tahun, yang mungkin membuat fondasi rumah mereka lemah, menyebabkan mereka semakin rentan.
Di Afrin, puluhan keluarga berdesakan dalam tenda-tenda yang dipasang di kamp darurat di dalam sekolah setempat. Rumah sakit dan klinik dipadati oleh korban yang terluka.
Jamila Haseeb Abdulrahim, 60 tahun, mengungsi dari kota Aleppo selama bertahun-tahun perang Suriah. Kini ia mengungsi untuk kedua kalinya setelah gempa merusak rumahnya dan menyebabkan anggota keluarganya tewas.
Penyintas lain, Issam Qanbar mengatakan, “Situasinya sangat menyedihkan. Tidak ada tempat untuk tidur. Jadi, kami duduk di bawah pohon-pohon zaitun di tempat terbuka pada malam pertama, Kemudian mereka membuka sekolah untuk kami, jadi kami pindah ke sana.”
Sementara itu, Yayasan Barzani dari wilayah Kurdi di Irak utara membawa bantuan kemanusiaan ke Suriah barat laut dari Turki. Bantuan dibawa melalui perlintasan Bab al-Salama. [ps/ka]
Forum