Tautan-tautan Akses

WHO Nyatakan Virus Corona 'Ancaman Darurat Kesehatan Global'


Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal organisasi kesehatan sedunia (WHO) dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Kamis (30/1).
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal organisasi kesehatan sedunia (WHO) dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Kamis (30/1).

Direktur Jenderal organisasi kesehatan sedunia (WHO) di Jenewa, Swiss, hari Kamis (30/1) menyatakan perebakan virus corona yang kini telah membunuh 170 orang, sebagai "ancaman darurat global".

WHO minggu lalu mengatakan, perebakan virus corona itu belum mencapai tingkat darurat global, tapi kini jumlah penderita yang sudah dikukuhkan mencapai lebih dari 7.700 orang, termasuk 1.700 yang terdaftar hingga hari Rabu (29/1) saja.

“Peningkatan jumlah penderita yang terus bertambah dan adanya bukti bahwa virus itu bisa ditularkan dari manusia ke manusia di luar China, jelas sangat meresahkan,” kata dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, setelah ia mengadakan kunjungan ke Beijing.

Pengumuman dari markas besar WHO di Jenewa itu menunjukkan bahwa WHO menilai wabah itu sebagai “peristiwa luar biasa” yang membutuhkan tanggapan internasional yang terkoordinasi.

“Walaupun jumlah penderita di luar China masih kecil, ada kemungkinan akan terjadi perebakan yang lebih besar,” kata Tedros kepada wartawan di Jenewa.

Sejumlah negara telah mengungsikan warganya dari Wuhan, kota di China yang menjadi pusat epidemi itu, sementara maskapai penerbangan internasional menghentikan penerbangan langsung ke China.

Dirjen WHO mengatakan, 99 persen penderita yang sudah dikukuhkan berada di China, sementara 15 negara lain melaporkan adanya 68 penderita. Kecuali satu, dari 170 korban yang meninggal terdapat di Wuhan di provinsi Hubei.

Jumlah penderita virus corona kini telah melampaui penderita penyakit radang pernapasan SARS pada tahun 2002 yang menewaskan 800 orang di seluruh dunia. Tedros memuji pemerintah China yang telah menangani epidemi ini dengan baik.

Para pakar mengatakan ada bukti transmisi atau penularan virus itu dari manusia-ke-manusia.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) hari Kamis (30/1) juga melaporkan kasus pertama penularan dari manusia ke manusia di Amerika. Beberapa dokter mengatakan seorang laki-laki Chicago tertular virus dari istrinya yang baru kembali dari Wuhan, kota di mana wabah itu bermula.

India dan Filipina juga mengumumkan kasus pertama virus corona di negara mereka. Dengan demikian semakin bertambah jumlah negara yang telah memastikan adanya virus mematikan itu, setelah sebelumnya ada Australia, Kanada, Finlandia, Perancis, Jerman, Hong Kong, Jepang, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Uni Emirat Arab dan Vietnam.

Gedung Putih Pertimbangkan Pembatasan Penerbangan ke China

Presiden AS Donald Trump mengatakan ia telah diberi tahu tentang perkembangan terakhir dari badan-badan Amerika yang bekerja-sama dengan China.

"Kami akan terus memantau perkembangannya. Kami punya pakar-pakar yang terbaik di dunia yang bekerja siang dan malam," katanya dalam cuitan hari Rabu (29/1) malam.

Gedung Putih sebelum ini mengatakan akan mempertimbangkan pembatasan lebih lanjut bagi maskapai penerbangan Amerika yang terbang ke China, selain pembatasan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan.

Pusat pencegahan penyakit menular Amerika atau CDC mengatakan tidak satupun dari 195 warga Amerika yang diungsikan hari Rabu dari Wuhan menunjukkan terkena gejala virus corona, tapi mereka akan terus berada di sebuah pangkalan militer amerika di California untuk dipantau kesehatannya, paling tidak sampai akhir pekan ini.

CDC mengatakan risiko warga Amerika terkena virus corona masih kecil, dan badan itu sedang bekerjasama dengan WHO untuk mengirim tim kesehatan Amerika ke China secepat mungkin. [ii/jm]

XS
SM
MD
LG