Tautan-tautan Akses

WHO Peringatkan agar Melonggarkan Lockdown dengan Hati-Hati


Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Program Gawat Darurat Kesehatan Michael Ryan dalam konferensi pers di markas WHO di Jenewa, 11 Maret 2020.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Program Gawat Darurat Kesehatan Michael Ryan dalam konferensi pers di markas WHO di Jenewa, 11 Maret 2020.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (6/5), memperingatkan bahwa negara-negara yang mencabut pengetatan guna mengendalikan penyebaran virus corona berisiko akan harus memberlakukan kembali pembatasan kalau mereka tidak melakukan pelonggaran secara sangat hati-hati.

“Risiko harus kembali ke lockdown sangat nyata kalau negara-negara tidak mengelola transisi ini secara sangat hati-hati dan bertahap,” kata Ghebreyesus dalam pengarahan tentang virus corona di Jenewa.

Kata Tedros, negara-negara harus mengambil serangkaian langkah sebelum menghapus pembatasan perjalanan dan tindakan pengendalian virus lainnya termasuk penyelenggaraan program pengendalian lewat pengintaian dan memastikan kesiagaan sistem kesehatan.

Dia memperingatkan, tanpa sistem layanan kesehatan yang mantap, tidak mungkin kembali ke situasi normal setelah pandemi mereda. Katanya, “pandemi Covid-19 pada akhirnya akan mereda tetapi kita tidak bisa langsung kembali seperti semula.”

Sementara India mulai menghapus pembatasan minggu ini, jumlah orang yang meninggal dan terinfeksi meningkat tajam akibat virus itu menyebar secara lebih agresif setelah orang-orang kembali simpang siur di jalan-jalan.

India, adalah sebuah negara berpenduduk 1,3 miliar orang, namun punya laju infeksi per kapita jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain, termasuk beberapa negara Eropa dan AS, berkat langkah lockdown yang ketat. Namun jumlah korban per hari telah meningkat pesat dari beberapa puluh tiga minggu yang lalu menjadi lebih dari 100.

Menurut Johns Hopkins University, India kini punya 52,340 kasus dan 1.768 yang meninggal. [jm/pp]

XS
SM
MD
LG