Kepala Ilmuwan di Badan Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan hari Jumat (4/12) mengatakan dunia baru akan kembali ke kondisi normal jika negara-negara yang lebih kaya melihat distribusi vaksin virus corona sebagai sebuah “kebutuhan” bukan “amal.”
Swaminathan menggarisbawahi bahwa 35 miliar dolar yang diperlukan untuk mendanai seluruh ACT-Accelerator – program WHO untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin – “tidak banyak,” mengingat “triliunan dolar kerugian ekonomi yang kini diderita dunia.”
Ia mengatakan kerugian itu “tampaknya akan kembali dalam beberapa hari jika perdagangan dan lalu lintas perjalanan di seluruh dunia normal kembali.”
Dalam KTT G20, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus baru-baru ini juga menyampaikan keprihatinannya dengan negara-negara terkaya di dunia, dan menyerukan kepada para pemimpin untuk mendukung program WHO yang kini kekurangan anggaran, termasuk Covax.
Covax adalah proyek global yang ambisius untuk membeli dan mendistribusikan vaksin virus corona ke orang-orang termiskin di dunia.
Tedros, yang jelas frustrasi dengan kurangnya tanggapan signifikan atas program-program itu, mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa ada kesenjangan finansial 28 miliar dolar, “termasuk 4,3 miliar yang sangat dibutuhkan dalam dua bulan ke depan.”
Swaminathan menambahkan ia sangat “berharap” agar Presiden AS terpilih Joe Biden bersedia bekerjasama dengan WHO.
Swaminathan berbicara di Web Summit, suatu acara global yang diikuti oleh puluhan ribu peserta dari industri teknologi, pebisnis dari beragam bidang dan pemimpin dunia. Pandemi virus corona membuat seluruh acara Web Summit tahun ini berlangsung secara virtual. [em/pp]