Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rahman, mengatakan pemerintah telah memutuskan untuk mengevakuasi 74 warga negara Indonesia (WNI) yang sedang dikarantina di kapal pesiar Diamond Princess, Yokohama, Jepang.
Dalam pesan singkatnya, Fadjroel tidak menyebutkan secara pasti kapan evakuasi tersebut akan dilakukan. Ia hanya memaparkan evakuasi tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Pemerintah segera melakukan evakuasi kemanusiaan tahap dua dari Yokohama (Jepang) dalam waktu dekat, setelah melakukan rapat teknis dengan kementerian/lembaga terkait di dalam negeri dan Pemerintah Jepang, khususnya di luar negeri,” ujar Fadjroel dalam pesan singkatnya, di Jakarta, Sabtu (22/2).
Evakuasi tersebut, lanjutnya, akan dikoordinir oleh Kementerian Koordianator Politik, Hukum dan HAM, serta Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Presiden Joko Widodo, kata Fadjroel, memerintahkan semua pihak untuk mempersiapkan evakuasi kemanusiaan tahap kedua ini.
“Presiden Joko Widodo terus menerima laporan terakhir tentang keadaan WNI kita di Yokohama Jepang dan memerintahkan semua pihak di dalam negeri untuk mempersiapkan evakuasi kemanusiaan tahap 2 dari Yokohama (Jepang) ini sebaik mungkin," papar Fadjroel.
"Termasuk memerintahkan Kemenlu dan KBRI untuk terus memantau dan berkomunikasi dengan 78 WNI tersebut, serta menyelesaikan semua prosedur evakuasi kemanusiaan tahap 2 dari Yokohama (Jepang) ke Indonesia kepada pihak Pemerintah dan otoritas lainnya di Jepang,” lanjutnya.
Adapun kondisi para WNI tersebut saat ini dalam keadaan sehat. Sementara yang empat WNI yang dinyatakan positif virus korona masih terus dirawat di Rumah Sakit setempat.
“Sesuai informasi dari KBRI Jepang dan Kemenlu yang berkomunikasi dan terus memantau, WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Princess berjumlah 78 orang, 74 orang dinyatakan sehat, namun 4 orang WNI yang dinyatakan positif terdampak virus Covid-19 sudah dirawat dengan sangat baik di rumah sakit di Jepang yang memenuhi semua protokol WHO,” ungkapnya .
Meski begitu, Fadjroel belum mengetahui secara pasti mengenai sarana transportasi apakah yang akan digunakan untuk mengangkut ke 74 WNI tersebut. Termasuk apakah nantinya 74 WNI tersebut akan dilakukan karantina lagi sesampainya di Tanah Air.
“Secara teknis masih dibicarakan dengan memperhitungkan berbagai masukan dari dalam negeri dan luar negeri. Mohon bersabar,“ jelasnya. [gi/ii]